Kerbau Ngamuk Pertanda Buruk?, Bakal Terjadi Ontran-ontran di Demak
R Sumito Joyokusumo (HARSEM/SUKMA WIJAYA) |
DEMAK-Insiden mengamuknya seekor kerbau melahirkan banyak tafsir. Ada yang mengaitkan dengan kisah Jaka Tingkir. Benarkah akan meletus ontran-ontran?
KERBAU itu mengamuk pada selasa petang (3/7) di seputaran Jalan Hadiwijaya hingga Jalan Sultan Patah. Sebelum akhirnya ditembak polisi. Sejumlah pemerhati budaya menafsirkan, kerbau mengamuk adalah sebuah pertanda akan munculnya ontran-ontran di Kebupaten Demak atau lebih luas lagi, akan muncul peristiwa besar di tingkat nasional.
Mereka menghubung-hubungkan dengan kejadian kerbau mengamuk sekitar lima ratus tahunan silam. Kala itu, Kasultanan Demak Bintoro dipimpin Raden Trenggono. Ada seekor kerbau mengamuk di wilayah Kota Raja, karena ulah Mas Karebet (Jaka Tingkir) putra Kebokenongo. Ternyata, Jaka Tingkir jua yang mampu membunuh kerbau tersebut.
Pesoalannya setelah Jaka Tingkir berhasil membunuh kerbau dan diakui kesaktiannya oleh Trenggono, terjadi berbagai kerusuhan besar di wilayah Demak Bintoro. “Semoga tidak terjadi apa-apa,” ungkap Ahmad (45) warga Desa Wedung, kemarin.
Gelar Budaya
Belakangan diketahui, kerbau yang mengamuk adalah milik R Sumito Joyokusumo warga Dukuh Kenep Kelurahan Mangunjiwan Demak. Kerbau tersebut mengamuk dan kabur ketika akan disembelih untuk jamuan Pagelaran Budaya Karaton Glagah Wangi Dhimak Bintoro, 5 Juli mendatang.
“Saya kurang tahu apa maknanya, kerbau yang akan disembelih langsung mengamuk, padahal sebelumnya jinak,” aku Sumto. Dia juga meyakini ada isyarat dari alam melalui aksi kerbau mengamuk itu, namun dia mengaku belum bisa mengartikannya.
Dia hanya merasa dalam Gelar Budaya akan menyajikan wayang kulit dengan lakon "Semar Sumirat" dengan Dalang Ki Joko Hadiwijaya (Joko Edan) yang berarti Semar membawa wahyu raja. Dia tak mau berseikulasi lakon Semar ada hubungannya dengan kerbau mengamuk itu.
Dalam pagelaran Budaya, Sumito sengaja menyembelih dua kerbau. Satu disembelih di Desa Pulih Kecamatan Moyong Jepara, rencananya daging kerbau itu akan dibagi-bagaikan ke warga. Kerbau kedua akan disembelih di kediamannya, yang ternyata mengamuk.
Diakuinya dalam gelar budaya dirinya akan menampilkan tarian kuda lumping agar warga Malaysia tahu budaya kuda lumping adalah milik Nusantara.
Rencananya gelar budaya nanti akan mendatangkan sejumlah tamu dari Demak, Provinsi Jateng hingga Sulawesi dan Malaysia serta Singapura.
Lepas dari itu Sumito hanya berharap isyarat kerbau mengamuk dari alam berarti pertanda baik. Pihaknya yang kerap menguri-uri budaya Demak Bintoro semakin ringan dalam mengenalkan tradisi Demak ke dunia luar. (swi/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.