Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Koperasi Rindukan Lembaga Penjamin Pinjaman



 MODEREN: KUD Pringgodani menerapkan manajemen modern berbasis komputer.
(
HARSEM/SUKMAWIJAYA)

DEMAK-Simpan-pinjam masih menjadi primadona dalam usaha perkoperasian, namun pemerintah masih menempatkan KUD (koperasi unit desa) sebagai ‘anak tiri’. Terbukti, di era pasar bebas pemerintah bukannya memotivasi koperasi untuk semakin maju, justru menciptakan persaingan baru di dunia jasa simpan-pinjam. Pendek kata bank-bank pemerintah malah membuat konsep simpan-pinjam memasuki pasar yang menjadi ranah koperasi.

Beberapa tahun ini, muncul lembaga simpan-pinjam dari perbankan pemerintah. Seperti Bank Danamon membuat Danamon Simpan Pinjaman (DSP), Swamitra dari Bank Bukopin, atau Teras dari BRI. Namun pangsa pasarnya pedagang kecil yang menjadi wilayah koperasi.

Tentunya persaingan semakin ketat. Bila koperasi tak melaksanakan manajemen secara professional, koperasi tinggal menunggu hari saja untuk gulung tikar.

“Sangat berarti, bila pemerintah bisa membuat lembaga penjamin pinjaman. Sehingga saving anggaran usaha koperasi tetap terjaga,” kata Ketua KUD Pringgodani Gajah, H Amrullah Jazeri didampingai Sekretaris KUD Suwandi dan Bendahara KUD Abdul Halimm di kantor KUD Pringgondani Gajah Jalan Raya Gajah-Kudus. 

Lanjutnya, seperti lembaga penjamin pinjaman yang dimiliki BRI berasal dari LPS. Kenapa Demak atau Jawa Tengah tidak bisa, karena di Jawa Timur sudah mendirikan lembaga penjamin pinjaman koperasi.

Menurut Jazeri saat ini masih ngetren, nasabah pinjam ke bank pemerintah karena bunga kecil. Bahkan ada yang tanpa agunan, namun justru menyimpan uang ke koperasi dengan bunga bulanan 1 persen lebih tinggi dari bank pemerintah. Kondisi ini bertentangan dengan konsep pemerintah menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian.

Wirausahawan
Dari data Dinperindagkop dan UMKM, dari 751 koperasi di Demak, sekitar 300-an telah dinyatakan mati suri. Kondisi mengenaskan tersebut akibat persaingan bisnis dan manajemen yang tidak profesional.

Di usia ke 40 tahun, KUD Pringgondani mencoba menumbuhkan jiwa Entrepreneur dari masyarakat, dengan membina pengusaha kecil hingga mandiri. 

Upaya memberi bantuan pinjaman dan pembinaan usaha, bisa mendorog pengusaha kecil merubah menjadi pengusaha yang mandiri. Sehingga pengusaha kecil yang diistilahkan calon juragan (calon bos/tuan) mampu bersaing di era pasar bebas.

KUD Pringgodani memiliki banyak cabang usaha. Di antaranya simpan-pinjam, hortikultura pupuk, slep padi, dan kerajinan. Diupayakan dalam membantu calon juragan, Pringgodani merintis Baitul Maal Pringgodani, Priggodani Mart, dan Kampung Ternak di Desa Wilalung (sapi, kerbau, bebek, kambing).

Saat ini sebanyak 110 calon juragan telah dibina. Jazeri berharap pemerintah juga mempunyai konsep tidak hanya ‘bali deso bangun ndeso’, namun juga ‘gendong cilik dorong yang besar’. Yaitu menggendong pengusaha kecil higga mandiri, namun pengusaha besar tetap didorong meningkatkan usahanya. (swi/16)  

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous