PROYEK TOL DIBLOKIR
BLOKIR PROYEK : Warga Desa Kandangan yang menuntut PT Waskita Karya melakukan pembelian lahan, tengah melakukan pemblokiran proyek jalan tol STA 2 + 450 ruas Lemah Ireng. (HARSEM/NINO ADISUMARTO) |
UNGARAN- Menuntut PT Waskita Karya melakukan pembelian lahan, seratus lebih warga Dusun Krajan, Jrukung dan Geneng, Desa Kandangan, Bawen, memblokir proyek tol STA 2 + 450 ruas Lemah Ireng, kemarin.
Dalam aksinya, warga menduduki pos Satpam dan menutup akses jalan proyek dengan bambu. Bahkan warga juga memerintahkan seluruh pekerja proyek menghentikan aktivitas, serta membawa seluruh alat berat kembali ke base camp.
Untuk meredam aksi warga yang semakin beringas, Polres Semarang mengirim satu pleton pasukan pengendalian massa (Dalmas) ke lokasi unjukrasa. Hingga akhirnya warga bisa dikendalikan.
Ditemui di lapangan, Kepala Dusun Jrukung Siswanto mengatakan, aksi yang dilakukan warga tersebut dipicu oleh sikap kontraktor jalan tol PT Waskita Karya, yang melakukan pembuangan tanah ke lahan perkebunan milik warga.
"Pihak kontraktor dengan seenaknya membuang tanah proyek ke lahan perkebunan warga tanpa ada kompensasi apapun. Hal inilah yang menyulut kemarahan warga, hingga melakukan aksi pemblokiran," ujar Siswanto.
Menurutnya, pembuangan tanah proyek yang dilakukan pihak Waskita sudah berjalan sekitar dua bulan. Selain menimbun kebun warga, pembuangan tersebut juga menutup jalan desa penghubung Dusun Geneng dan Jrukung, serta mematikan sumber air irigasi yang menyebabkan 40 bidang sawah milik warga gagal panen.
Secara keseluruhan, lanjut dia, luas lahan kebun warga yang tertimbun tanah buangan proyek mencapai sekitar 1.400 meter persegi lebih. Milik delapan warga, yakni Sulimah dan Mukmin warga Dusun Geneng, serta Abdullah, Nasikin, Mutmainah, Sunardi, Prayitno dan Mukmin warga Dusun Jrukung.
"Kalau keseluruhan lahan menurut surat pembayaran pajak tanah (SPPT) dan leter C, luasnya mencapai 4 hektare lebih. Namun yang terkena timbunan tanah buangan proyek sekitar 1.400 meter persegi," ujar Siswanto.
Ditegaskan, sesungguhnya warga sudah tiga kali melakukan pertemuan dengan pihak Waskita. Namun sejauh ini hanya diberikan janji tanpa ada solusi. Terakhir, lanjut Siswanto, warga sepakat menuntut pihak Waskita melakukan pembelian tanah warga yang terkena timbunan tanah proyek dengan harga Rp 100.000. per meter persegi.
"Faktanya pihak Waskita tidak pernah merespon permintaan warga. Untuk itulah kami sepakat melakukan pemblokiran, hingga pihak Waskita bersedia menyelesaikan permasalahan ini," tandasnya.
"Saya sendiri pernah datang ke kantor Waskita untuk bertemu dengan pimpinan proyek, Pak Yahya. Tapi yang bersangkutan menolak bertemu. Itu artinya pihak Waskita tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan peremasalahan ini," imbuh Siswanto.
Terpisah, Humas PT Waskita Karya, Mahmud saat dikonfirmasi mengatakan, sesungguhnya tuntutan agar pihaknya melakukan pembelian tanah warga yang terkena timbunan tanah proyek sudah disampaikan ke pimpinan.
Bahkan hal tersebut juga telah dikoordinasikan dengan beberapa subkontraktor untuk melakukan pembelian lahan warga secara iuran, dan selanjutnya dapat digunakan sebaga area lahan pembuangan tanah proyek.
"Beberapa subkontraktor sudah bersedia melakukan pembelian ssecara iuran. Tapi masalahnya warga memasang harga terlalu tinggi, di atas kategori harga pasaran," jelas Mahmud.
Menurut Mahmud, kategori harga sewa lahan perkebunan warga di dusun Geneng, Krajan dan Jrukung awalnya hanya sebesar Rp 5.000 per meter persegi. Namun kemudian harga tersebut dinaikkan menjadi Rp 25.000.
"Dan terakhir kami sudah mengajukan penawaran harga pembelian sebesar Rp 55.000 per meter persegi, tapi warga justru mengajukan harga sebesar Rp 100.000 per meter persegi," ujar dia.
"Kami sudah menaikkan harga penawaran, seharusnya warga juga bersedia menurunkan harga tanahnya. Dengan demikian akan terjadi kesepakatan harga yang ideal sesuai dengan kategori lahan," tambah Mahmud.
Terkait adanya aksi pemblokiran, Mahmud menhyatakan, untuk sementara pihaknya menghentikan pekerjaan proyek tol Semarang - Solo ruas Lemah Ireng.
"Pekerjaan proyek sementara kami hentikan dulu, sambil menunggu hasil musyawarah yang difasilitasi Polsek Bawen di Balai Desa Kandangan nanti," kata dia. (ino/15)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.