Raih Karomah di Sendang Kalimah Toyyibah
RITUAL PADUSAN: Pengunjung sendang Kalimah Toyyibah, Desa Nyatnyono sedang menjalankan ritual padusan dalam menyambut bulan Ramadhan. (HARSEM/NINO ADISUMARTO) |
UNGARAN-Menyambut bulan suci Ramadan, ratusan warga Ungaran dan sekitarnya melakukan ritual padusan di sendang Kalimah Toyyibah, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat. Ritual ini simbol penyucian diri umat muslim dalam menjalani ibadah puasa.
Padusan dilaksanakan dengan cara mandi pada air pancuran peninggalan Waliullah Hasan Munadi, yang dipercaya memiliki karomah. Juru Kunci sendang Kalimah Toyyibah, Ahmadji (53) menuturkan, sesungguhnya peningkatan jumlah pengunjung sudah terjadi sejak hari Minggu lalu.
Namun puncaknya pada Kamis (19/7), tepat sehari menjelang Ramadan. Yakni, mencapai ratusan umat dari wilayah Ungaran dan sekitarnya. "Biasanya mendekati waktu Maghrib jumlah pengunjung makin banyak. Selain dari Ungaran ada juga yang datang dari Kendal, Semarang, Pekalongan dan bahkan dari Bandung," tutur Ahmadji, kemarin.
"Kebetulan padusan tahun ini bersamaan dengan Malam Jum'at Kliwon, jadi jumlah pengunjung lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya," imbuh dia. Ahmadji yang sudah menjadi juru kunci sejak 1986 menambahkan, selama ini pengunjung memiliki keyakinan, bahwa air sendang Kalimah Toyyibah bisa menjadi sarana tawasul.
Diantaranya untuk pengobatan, menyuburkan pertanian dan keperluan usaha. "Maka dari itu banyak pengunjung yang membawa pulang air sendang, karena diyakini bisa menjadi sarana tawasul," ucapnya.
Ramainya pelaku ritual padusan juga mendatangkan rezeki tersendiri bagi para ibu-ibu yang menjual jasa menyewakan kain sarung, sebagaimana dirasakan oleh Listiyana (50). Menurutnya, pada padusan kali ini ia mampu meraup rezeki minimal Rp 50.000 perhari. "Kalau hari-hari biasa paling besar pendapatan dari menyewakan sarung hanya Rp 30.000 perhari," jelasnya.
Listiyana mengaku, dirinya sudah menjalani pekerjaan tersebut selama lima tahun lebih mengaku, dengan harga sewa Rp 1.000 per sarung. Walau pada saat padusan jumlah pengunjung membludak, ia tak berniat menaikkan tarif sewanya. "Pekerjaan ini saya anggap sebagai ibadah, jadi saya tidak mungkin menerapkan cara aji mumpung. Mumpung banyak pengunjung langsung menaikkan tarif," ujarnya.
Sementara, Yuniwati (37) warga Banyumanik, kota Semarang saat ditemui mengatakan, mandi di sendang Kalimah Toyyibah, atau yang lebih dikenal sebagai sendang Nyatnyono merupakan ritual tahunan yang selalu ia lakukan saat menyambut bulan Ramadhan. (nino adisumarto/15)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.