Dusun Sumbersari, sehatkan Banyak Orang dengan Jamu
Salah satu warga sedang memproduksi jamu gendong yang sudah puluhan tahun ditekuninnya. (HARSEM/LISSA FEBRINA) |
WONOLOPO-Siapa yang tak kenal dengan Dusun Sumbersari Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen. Dusun ini dikenal dengan kampung jamu karena sebagian warganya memproduksi jamu gendong secara turun temurun.
SELAIN memproduksi sendiri, jamu-jamu hasil rajikan warga Sumbersari ini juga dijual sendiri dengan cara berkeliling kampung menemui para pelanggan setianya. Sebut saja Sukirah (60) yang tinggal di Dusun Sumbersari ini sudah puluhan tahun mengabadikan diri sebagai pembuat dan penjual jamu keliling untuk membiayai sekolah kelima anaknya.
SELAIN memproduksi sendiri, jamu-jamu hasil rajikan warga Sumbersari ini juga dijual sendiri dengan cara berkeliling kampung menemui para pelanggan setianya. Sebut saja Sukirah (60) yang tinggal di Dusun Sumbersari ini sudah puluhan tahun mengabadikan diri sebagai pembuat dan penjual jamu keliling untuk membiayai sekolah kelima anaknya.
Pekerjaan tersebut sudah dilakoninya sejak remaja, dari dulu hingga sekarang dirinya masih memproduksi dengan cara menumbuk menggunakan lesung dan alu. Walaupun di sekitarnya sudah menggunakan penggiling untuk menghaluskan bahan dasar jamu.
“Selera sih, tapi pelanggan saya lebih suka jamu yang ditumbuk,” ujarnya. Ketua Paguyuban Pedagang Jamu Sumber Husodo Dusun Sumbersari H Kholidi, dirinya sangat ingin memajukan warganya. Saat ini ada sekitar seratus lebih warga yang memproduksi jamu, namun yang aktif di paguyuban hanya sekitar 45.
“Untuk meningkatkan produksi jamu pelatihan-pelatihan digelar untuk warga,” ujarnya. Kholidi mengatakan kampung jamu ini merupakan kampung yang sudah turun temurun dari dulu hingga sekarang warga masih melanjutkan pekerjaan ini secara turun temurun.
Dikatakan Kholidi agar tidak saling berebut pelanggan pembagian wilayah pemasaran diberlakukan. “Kalau ada yang bentrok semua akan dibahas dalam pertemuan rutin yang digelar setiap tanggal 25,” tuturnya.
Ciri Khas
Menurut bapak tiga anak ini, pekerjaan sebagai pedagang jamu gendong adalah pilihan terakhir ketika warga di dusun tersebut kesulitan mencari lapangan pekerjaan.
Dengan penghasilan rata-rata per hari Rp 100 ribu, para pedagang yang tergabung dalam paguyuban itu diminta untuk selalu menjaga kualitasnya.
“Saya mengimbau agar warga atau anggota yang memproduksi jamu selalu mempertahankan kualitasnya. Penggunaan bahan kimia menjadi larangan keras bagi seluruh anggota,” ujarnya.
Lurah Wonolopo Karyoso berharap ciri khas Dusun Sumbersari 'Kampung Jamu' jangan sampai hilang.
“Selama ini memang belum ada bantuan modal bagi para anggota paguyuban. Tapi kemarin waktu Gerdu Kempling kita sempat usulkan CSR tapi belum ada realisasi. Semoga saja nanti mereka bisa mendapatkan bantuan modal,” tandasnya. (lif/17)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.