Direktur LLAJ Tak Rela Petugas Jembatan Timbang Dihujat
(HARSEM/TEGUH ARGARI BISONO) |
Penegasan itu disampaikan Sugihardjo dalam Rakornis Pengendalian Kelebihan Muatan yang digelar Dinas Perhubungan dan Kominfo Jawa Tengah, kemarin. “Pelanggaran itu karena adanya permintaan dari pengusaha yang menginginkan barangnya bisa dikirim lebih cepat, jumlahnya banyak dengan biaya murah, agar distribusinya efisien,” ungkapnya. Artinya, yang diuntungkan dengan adanya kelebihan muatan itu juga pemilik barang.
Instansinya juga diminta KPK untuk mencabut Surat Edaran toleransi kelebihan muatan, karena dinilai menjadi sumber ketidakbenaran dalam manajemen angkutan barang. Untukitu, menurut Sugihardjo, pihaknya merencanakan menetapkan zero pelanggaran muatan pada komoditas tertentu yang bernilai ekonomi tinggi, namun dikuasai hanya produsen terbatas, misalnya semen.
“Kalau kelebihan muatan semen itu kita turunkan tentu akan diambil oleh pemiliknya. Beda dengan pasir, yang harganya relatif murah dan kurang strategis. Selain itu penggali pasir umumnya juga warga yang kurang mampu,” ungkapnya.
Hanya saja pengelola jembatan timbang masih memiliki kendala untuk menerapkan aturan itu, misalnya tak punya alat berat dan gudang yang memadai.
Dia menilai selama ini pengangkutan semen selalu melebihi kapasitas yang ditentukan. “Sehingga solusi penanganan kelebihan muatan tidak hanya di hilir saja, tapi di hulunya juga,” ungkapnya. Maka pihaknya akan mengajak pihak-pihak terkait, seperti Bina Marga dan KPK turun ke lapangan untuk mencari solusi yang terbaik.
Sugihardjo menyatakan, sebenarnya pengukuran muatan bisa dilakukan secara mobile atau bergerak di tempat-tempat tertentu, misalnya di lokasi penggalian C, sehingga pengawasan sudah dilakukan sejak muatan diangkut ke kendaraan. Selama ini pengusaha angkutan juga diberi kemudahan. Misalnya mendapat diskon 40% untuk pembayaran pajak tahunan kendaraan.
Menurutnya, dengan manajemen angkutan yang baik, akan mendukung perekonomian daerah dan negara. Dia mencontohkan, kini Cina bisa jadi negara maju, karena barangnya beredar kemana-mana. “Perkebunan besar, seperti kelapa sawit, juga bisa membuat jalan sendiri untuk memudahkan pengangkutan barangnya,” ungkapnya. (tab/12)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.