KPU Pertahankan Gatotkaca

SEMARANG-Desakan untuk merevisi Gatotkaca sebagai maskot Pilgub Jateng tak membuat KPU mengubah keputusannya.

KOMISI Pemilihan Umum Jateng menegaskan tidak akan melakukan peggantian maskot Pilgub Jateng 2013 Gatotkaca. Maskot tersebut dinilai sudah memenuhi kriteria yang diinginkan KPU tanpa bermaksud membela pihak tertentu.
 

Penegasan itu disampaikan oleh Ketua KPU Jateng Fajar Subchi, di kantornya kemarin. Bahkan, ia juga mengatakan, tidak akan melakukan revisi atas maskot yang telah dipilih KPU tersebut.
    

Ia menilai maskot itu merupakan pilihan terbaik dari hasil sayembara yang dilakukan KPU, beberapa waktu lalu. Saat sayembara itu dilakukan, proses yang dilalui sudah dianggap fair karena melibatkan pihak-pihak yang kredibel.
   

“Dari hasil sayembara itu, kita memilih karakter Gatotkaca. Karakter itu sendiri tidak tertuju pada pihak-pihak tertentu,” katanya.
    

Menurut dia karakter Gatotkaca itu menggambarkan masyarakat Jateng yang kuat dari sisi ekonomi, sosial, dan budaya. Selain itu, penggambaran Gatotkaca tersebut juga untuk mengajak masyarakat untuk bersama-sama menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub Jateng yang akan digelar pada 26 Mei 2013 mendatang.
   

“Sosok Gatotkaca pada maskot itu tidak mewakili figur calon gubernur atau wakil gubernur tertentu, melainkan representasi masyarakat Jateng semata,” terangnya lagi.
    

Karena telah melalui penjurian sayembara, maka maskot itu sudah sah menjadi maskot resmi Pilgub Jateng 2013. Dengan begitu, KPU sendiri tak perlu lagi melakukan penggantian maskot tersebut.
“Secara otomatis, tidak akan ada penggantian maskot,” tegasnya.
 

Seperti diberitakan sebelumnya, pernyataan agar maskot pilgub itu tak perlu diganti juga disampaikan oleh bakal calon gubernur (cagub) versi penjaringan Panti Marhaenis DPD PDI Perjuangan Jateng Rustriningsih. Menurut Rustri, panggilan akrabnya, persoalan maskot tersebut tidak perlu menjadi polemik berkepanjangan.
 

“Tidak perlu diganti. Karena, kalau diganti, akan ada proses berkepanjangan lagi. Selain itu, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Itu kan juga uang rakyat,” kata Wakil Gubernur Jateng itu.
Hanya saja, kata dia, titik persoalannya adalah isu gender yang harus tetap menjadi perhatian KPU Jateng. Karena, ia menilai, selama ini KPU pun masih mengesampingkannya.
 

“Saya mengapresiasi LSM dan elemen masyarakat yang mengkritisi soal maskot tersebut. Tapi yang perlu lebih diperhatikan, KPU harus mengawal persoalan gender itu sendiri,” ujarnya. (ano/17)
  

Newer Post Older Post