Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Rumah Kompos RT 04/RW 09 Tak Surut, Meski Terkendala Pemasaran

Foto : Johan menunjukkan pupuk kompos, meski terkendala pemasaran tetapi tetap produksi-(HARSEM/WARA MERDEKAWATI)
JOMBLANG-Kesulitan pemasaran tak menyurutkan warga RT 04/RW 09 Kelurahan Jomblang untuk mengelola sampah menjadi kompos.

MASALAH pemasaran menjadi kendala bagi rumah kompos yang ada di tiap wilayah. Salah satunya, rumah kompos yang berada di wilayah RT 04/RW 09 Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari. Meskipun, terkendala pemasaran hasil olahan sampah organik ini, namun rumah kompos tersebut masih beroperasi untuk mengolah sampah menjadi kompos.

Rumah kompos yang dibangun dari bantuan pihak swasta ini, diresmikan pada Februari 2012. Terletak di ujung Jalan Gunung Sari Raya, rumah kompos ini berfungsi untuk menampung sampah rumah tangga warga agar tidak dibuang ke sungai.

“Rumah kompos ini merupakan bantuan dari Bank Mandiri. Selain olah sampah, sebelumnya juga terdapat bank sampah yang menampung sampah an organik seperti botol plastik, dus. Tetapi karena tidak mendapatkan keuntungan sehingga bank sampah ditiadakan,” kata Ketua RT 04/RW 09 Johan.

Sampah organik yang digunakan untuk pengolahan sampah ini merupakan sampah rumah tangga dari warga setempat yang telah dipilah. Sampah organik ditampung di rumah kompos, sedangkan yang lainnya dibuang ke TPA yang berada di Mrican.

Rumah pengolahan sampah organik, hanya beroperasi satu minggu sekali karena untuk efisiensi waktu. Proses pembuatannya membutuhkan waktu satu bulan, mulai dari proses pencacahan hingga fermentasi menggunakan bahan kimia. Dalam satu bulannya, rata-rata dapat menghasilkan 100 kg pupuk kompos. Dijual dalam satu kemasan dengan ukuran 1 kg dan dijual dengan harga Rp 1.500.

“Pupuk ini murni organik tanpa ada campuran sekam atau tanah, tetapi masih terkendala pemasaran karena belum ada pemasok yang mau menjual produk kompos ini. Pernah dijual di pinggir jalan tetapi tidak laku dijual, mereka memilih membeli pupuk yang telah dicampur tanah,” jelasnya.

Padahal, menurut Johan, pupuk organik murni ini jauh lebih bagus dibandingkan pupuk campuran. Karena tidak ada perputaran dari hasil penjualan kompos sehingga bisa dikatakan tiga pekerjanya ‘kerja bakti’ dalam mengolah sampah.

“Sekali produksi membutuhkan dana Rp 70 ribu, karena keterbatasan biaya, sehingga pengolahan dilakukan seminggu sekali,” terangnya.

Namun dengan keberadaan rumah kompos ini, kebersihan di lingkungannya jadi jauh lebih baik. Warga sudah sadar tidak membuang sampah ke sungai.

“Tiap harinya rutin ada petugas yang mengambil sampah ke rumah warga, untuk petugas pengambil sampah warga iuran Rp 5 ribu per bulannya,” pungkasnya. (wam/17)


Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous