Harga Daging Meroket, Pedagang Menjerit
HARGA NAIK: Agus Gunawan (42) seorang pedagang martabak, membeli daging di Pasar Induk Purwodadi, kemarin |
GROBOGAN- Harga daging sapi di pasaran Kabupaten Grobogan meroket sejak dua pekan terakhir. Sebelum naik, harga normal di pasaran untuk daging kualitas nomor satu Rp 80 ribu. Namun belakangan terakhir setiap hari mengalami kenaikan hingga saat ini mencapai Rp 100 ribu per kilogramnya.
“Kenaikan harganya cepat sekali. Akibatnya, penjualan kami mengalami penurunan hingga 40 persen. Konsumsi masyarakat jadi beralih ke daging lainnya, seperti ayam dan ikan untuk dikonsumsi, karena harganya yang tidak terjangkau,” kata Eryani (38), warga Desa Menduran, Kecamatan Brati yang setiap hari berjualan daging di kios H Solekan Pasar Induk Purwodadi, Senin (26/11).
Dia yang biasanya bisa menyembelih sapi dua ekor untuk dijual dagingnya itu, saat ini hanya bisa menyembelih satu ekor saja. Selain itu, daya beli masyarakat terhadap daging sapi juga menurun. Mahalnya harga dikarenakan terjadi kelangkaan serta mahalnya harga sapi potong di pasaran.
Hal senada disampaikan Karno (42), warga Ngurangan, Kelurahan Kuripan, Purwodadi yang berjualan daging sapi di kios Hj Ida Imam Rifai. Keuntungan pedagang di pasar hanya bergantung pada kulit, kepala, serta kaki sapi. Untuk keuntungan yang diperoleh dari daging, tidak bisa diharapkan.
“Penjualan dari daging bisa untuk menutup modal membeli sapi saja sudah bagus. Kami hanya untung di kulit, kepala, dan kaki,” terang Karno.
Adi Sucipto (45) pedagang bakso di area parkir swalayan Luwes mengaku masih mengalah dengan mengurangi keuntungan. “Kami pedagang bakso rata-rata tidak berani mengurangi campuran daging karena terkait rasa. Jadi keuntungan kami yang dikurangi. Kami berharap pemerintah segera turun tangan dengan kebijakan impor sapi, tetapi harus seimbang. Jadi harga stabil dan petani ternak sapi juga tidak merugi akibat harga turun drastis karena banyaknya sapi impor,” terang pria yang akrab dipanggil Yanto Bakso ini. Terpisah, kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Grobogan Riyanto didampingi Kabid Kesmavet Nur Ahmad mengatakan, permintaan sapi di pasaran melonjak. Sapi Grobogan kebanyakan dibeli pedagang dari Jakarta, Lampung, Tasikmalaya, Garut, dan Kendal. Di setiap hari pasaran, sekitar 250-300 sapi dikirim ke daerah-daerah itu dari Pasar Sapi Kliwonan Wirosari.
“Kalau untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten Grobogan sendiri, rata-rata setiap harinya 25-30 ekor jika dihitung dari jumlah sapi yang disembelih di rumah-rumah pemotongan. Masih ditambah lagi kiriman dari Boyolali. Soal kenaikan harga, memang saat ini terjadi perilaku pasar yang demikian, karena jumlah sapi potong tidak seimbang dengan tingginya permintaan,” kata Nur Ahmad. (K11/JBSM/TAB)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.