7 Kecamatan Masih Tergenang
Plt Walikota beserta istri dan SKPD meninjau banjir Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan HARSEM/LISSA FEBRINA |
Pemkot terus menyalurkan berbagai bentuk bantuan untuk para korban banjir di beberapa wilayah. Sejauh ini masih ada beberapa wilayah di tujuh kecamatan yang digenangi air.
TUJUH kecamatan di Kota Semarang masih tergenang, di antaranya Kecamatan Genuk, Gayamsari, Semarang Utara, Pedurungan, Semarang Tengah, Semarang Barat dan Tugu. Rata-rata ketinggian air mencapai 40 centimeter. Genangan air tersebut mulai surut, dengan catatan tidak terjadi hujan lagi pada hari ini.
Disampaikan Muhammad Suratman, Ketua RW 15 Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan, di wilayahnya air menggenangi 650 rumah. Sebanyak 2.000 orang menjadi korban, sebagian besar mengungsi di Balai RW. Sebagian lagi mengungsi di tempat keluarganya di kelurahan yang lain. “Kami tergenang sudah dua hari ini, ketinggian air mencapai 40-80 cm,” katanya, kemarin.
Ditambahkan Budi Hartoyo, warga RT 02 RW 15, genangan air terjadi karena saluran drainase di sebelah timur jalan tol yang dibangun 1992 mampet karena sedimentasi. Hingga sekarang saluran tersebut belum pernah dikeruk. “Air tidak bisa lewat dengan lancar. Warga sudah beberapa kali mengajukan permohonan pengerukan, namun belum pernah ada tanggapan dari pemerintah kota,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Walikota Hendrar Prihadi, saat meninjau korban bencana di Muktiharjo Kidul, menyatakan, pihaknya sudah mengindentifikasi masalah penyebab banjir di kelurahan tersebut. Masalah utamanya genangan air tersebut karena adanya cekungan di sejumlah titik.
“Kami akan menindaklanjuti masalah ini. Pada tahun 2014 kita akan membangun folder untuk mengendalikan banjir dan genangan air, dengan memanfaatkan tanah bengkok kelurahan sekitar delapan hektar,” jelasnya.
Dalam kunjungannya ini, Plt Walikota juga menyerahkan bantuan sembako ke tempat pengungsian, di antaranya beras, mi instan, air mineral, dan lainnya di Balai RW 15.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sardjiono mengatakan, untuk wilayah Pedurungan tidak semua kelurahannya tergenang air. Karena sudah ada yang surut. Jika terjadi hujan deras warga ke pengungsian, begitu reda kembali ke rumah masing-masing. “Karena sifatnya pindah hanya ketika ada hujan, jadi tidak ada data pasti berapa banyak warga yang mengungsi, tentu berubah-ubah,” ujarnya.
Berdasarkan pantauannya, kata Sardjiono, penyebab genangan air tersebut karena limpasan air dari sungai yang tidak mampu menampung besarnya debit air hujan. Saluran drainase juga tidak bisa menampung air hujan tersebut. Sehingga akhirnya air melimpas dan menggenangi perumahan warga.
Pihaknya sudah mengupayakan memberikan bantuan kepada para korban. Dengan mendistribusikan bantuan sembako melalui kecamatan dan kelurahan. Juga mengerahkan petugas relawan gabungan, dari BPBD, Tagana, TNI/Polri, lembaga kemanusiaan, dan lainnya. “Sedangkan kerugian akibat bencana banjir ini, masih kita hitung, besarnya dan luasnya bencana ini menyebabkan penghitungan belum selesai,” jelasnya. (lif/sae)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.