H Mudjiono, 50 Tahun Jadi Ketua RT
Mudjiono (81) didampingi istrinya menunjukkan plakat ucapan terima kasih dari warga. HARSEM/ARIF WIDODO-SM NETWORK |
SEBELUM dikenal dengan nama Jalan Abimanyu, sebuah gang di Kelurahan Pendrikan Lor, Kecamatan Semarang Tengah bernama Kampung Celengan. H Mudjiono (81), menjadi ketua RT sampai 50 tahun di kampung tersebut.
DIA berharap, pengabdiannya selama setengah abad bisa dijadikan celengan akherat kelak.
"Menjadi ketua RT memang tidak ada apa-apanya. Niat saya ikhlas hanya karena Allah, red)," kata Mudjiono didampingi istrinya, Asri Solekhah (75) kemarin.
Kakek yang sudah dikaruniai 11 cucu dari 4 anaknya dan 5 cicit tersebut tampak sakit-sakitan. Karena itu, jabatan ketua RT kini diganti Testo, atas permintaannya. Namun Mudjiono masih bersemangat mengisahkan pengalamannya selama menjadi Ketua RT 4 RW 1 Kelurahan Pendrikan Lor itu.
"Waktu itu tidak ada yang berani menjadi ketua RT," kata Mudjiono sambil terbatuk-batuk. Solekhah setia mendampingi suaminya, dengan membawakan kaleng untuk tempat meludah.
Mudjiono hanya ingat waktu itu sebelum pemberontakan PKI, marak penangkapan orang yang dianggap terlibat. Ketakutan menjadi ketua RT, lanjut Mudjiono, karena tugasnya berat.
Harus menjalankan perintah dari atasan, juga melayani keperluan warganya. Dengan niat tulus Mudjiono, ia sanggup menjadi ketua RT. Hingga berganti lima gubernur dan delapan lurah, masih terus dipercaya masyarakat.
Banyak Hal
Mudjiono merasa tidak pandai. Pendidikannya hanya SD. Namun dengan berkumpul bareng warga menjadikannya bertambah pengalaman.
Bahkan bisa bekerja untuk mencari nafkah dengan dipercaya menjadi pemborong. "Hasil saya sisihkan untuk kepentingan masyarakat. Jika mendapat hasil lebih, saya gunakan untuk kegiatan sosial," kata kakek itu.
Dalam sejumlah momen seperti tujuhbelasan misalnya, Mudjiono tidak tanggung-tanggung menggelar kegiatan besar-besaran. Dari mulai tratak hingga panggung hiburannya ditanggung sendiri. Masyarakat menyambut positif dengan kerja bakti. Kegiatan yang digelar pun berlangsung meriah.
Atas jasa Mudjiono, warga memberikan tanda mata berupa plakat yang tertulis ucapan terima kasih atas pengabdian selama 50 tahun memberi bimbingan dan pembinaan terhadap warga setempat.
Diakui Mudjiono, pemerintah tidak memberikan perhatian kepada dirinya. Pernah Walikota Sukawi Sutarip memberikan bingkisan saat Lebaran, yang kemudian dibagikan kepada warga setempat saat rapat pertemuan. "Apa yang saya lakukan demi kepentingan masyarakat," imbuh Mudjiono. (Arif Widodo-SM Network/nji)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.