Hamil, Coba Bunuh Diri, Terdampar di Sunan Kuning
Wajahnya cantik dan imut. Rambut pendek dengan bodi mungil membuatnya mirip Yuni Shara. Tak salah lelaki menelan air liur bila memandangnya.
Namun, siapa sangka di balik itu semua tersimpan sebuah luka yang sangat perih, hingga akhirnya mengantar perempuan Boyolali ini ke Sunan Kuning?
Ima (22), sebut saja begitu, terlahir dari keluarga kurang mampu. Ayahnya tukang becak dan ibunya buruh tani. Mereka harus menghidupi Ima dan dua adiknya. Meski terbilang kurang mampu, orangtua Ima tetap memperhatikan pendidikan anak-anaknya.
Sayang semua jadi berantakan ketika Ima hamil saat dia kelas satu SMA, ketika usianya masih 15 tahun. Meski sempat syok, orangtuanya bisa menerima karena lelaki yang harus bertanggung jawab terhadap janin dalam kandungan Ima adalah anak orang terpandang di desanya.
Tapi keinginan hidup sejahtera hanyalah mimpi. Tak ingin menanggung aib, orangtua si cowok berkelit dan tetap tidak mau menikahkan anaknya dengan anak tukang becak. Akhirnya Ima jadi korban. Sang ayah mengusirnya dari rumah. Dengan perut membuncit, Ima pun merantau ke Solo dan tinggal bersama temannya.
Usia belia, dengan permasalahan yang begitu pelik, membuat Ima stres. Dia tak kuasa menanggung beban. Dan dipilihlah Baygon untuk mengakhiri hidupnya. Ima kolaps. Beruntung ia masih bisa diselamatkan meski harus dirawat selama sebulan di rumah sakit dan kehilangan janin yang baru berumur lima bulan.
Beberapa hari di kampung, Ima tak kuat dengan segala omongan negatif tentang dirinya. Termasuk dari ayahnya sendiri yang memang sudah tidak menginginkan kehadirannya.
Dia pun kembali ke Solo. Baru beberapa hari di Solo, seorang pemuda mengajaknya ke Jogja dengan iming-iming pekerjaan. Ternyata pemuda itu tak lebih baik dari seorang bajingan yang hanya ingin menikmati tubuhnya saja. Setelah itu, Ima dibiarkan begitu saja di kota pelajar tersebut.
Dari Kota Gudeg inilah Ima yang semula hanya gadis lugu mulai mengenal remang-remang malam. Dengan wajah ayu dan usia yang masih muda, tak perlu waktu lama baginya untuk mencari pelanggan.
Hanya sebulan di Jogja, Ima kembali merantau. Kali ini Semarang yang menjadi tujuan, dan Sunan Kuning adalah pelabuhannya. Dari lokalisasi di ujung barat Kota Semarang inilah, Ima mampu menafkahi keluarganya nun jauh di pelosok Boyolali. (Abdul Mughis)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.