Jateng Bangun Dam Kecil

SEBAGAI upaya untuk menahan besarnya laju sedimentasi, Pemprov Jateng melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) akan membangun dam kecil penahan sedimentasi. Rencananya pembangunan dam kecil itu akan dilakukan di aliran sungai yang bermuara di Rawapening.

Alokasi pembangunannya berasal dari Kementerian Lingkungan Hidup (LH). Menurut Kepala BLH Provinsi Jateng Djoko Sutrisno, sebenarnya pembangunan akan dilakukan pada 2012 lalu untuk Rawapening, tapi akhirnya ditunda dan baru direalisasikan 2013 ini.

Ia menjelaskan, kegiatan itu akan diarahkan di wilayah hulu meliputi Kecamatan Banyubiru dan Getasan Kabupaten Semarang. Selain pembangunan dam, juga akan dibuat sumur-sumur resapan dan penanaman pohon keras seperti cengkeh dan suren.

Ia menjelaskan, pembangunan dam itu sendiri dimaksudkan agar sedimentasi tanah tidak mengalir ke danau seluas 2.670 hektare tersebut. “Untuk pembangunan dam, kemungkinan besar baru akan dimulai setelah musim hujan. Saat ini, baru proses administrasi di Kementerian LH dan saya juga belum koordinasi dengan pusat,” katanya, kemarin.

Sedangkan untuk kegiatan pengangkatan enceng gondok, ia mengaku, pihaknya belum bisa memastikannya. Karena, hal tersebut masih akan dicek lagi di pusat.

Sementara, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jateng Prasetyo Budie Yuwono mengatakan Balai Besar Wilayah Sungai Jratun-Tuntang juga akan membangun enam cek dam. Selama ini, kata Prasetyo, aliran sungai di hutan yang gundul itu bisa membawa tanah sehingga menumpuk di rawa. “Melalui cek dam itu, sedimentasi bisa diminimalisir. Karena, alur air dibuat mirip terasering,” kata Prasetyo.

Selain itu, lanjut dia, Balai Besar Pemali-Juwana juga diharapkan ikut mendanai operasi pemeliharaan (OP) untuk pengangkatan eceng gondok. Semua pihak itu diharapkan bersama-sama untuk menekan sedimentasi. “Pembangunan klante, saat ini juga sudah berjalan. Itu eceng gondok yang sudah terkumpul di klante kan mengambilnya mudah,” ujarnya.(ano/sae)

Newer Post Older Post