Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Jateng Diharap Pasok Sayur dan Ikan ke Jepang

Satoru Masai (Harsem/Panji Joko Satrio)
SEMARANG-Penurunan produksi pertanian Jepang membuat negara itu harus mencari pasokan dari luar negeri. Terutama komoditas sayur-mayur, buah-buahan, dan ikan. Menurut Direktur Eksekutif Japan Asian Countries (JAC) Business Center, Satoru Masai, penurunan jumlah petani di Negeri Sakura menjadi penyebab.

"Ditambah, warga khawatir residu radiasi nuklir Fuksuhima mengontaminasi produk pertanian dan perikanan," jelasnya di Kantor Kadin Jateng, Gedung JDC Jalan Imam Bonjol Semarang, (Kamis, 17/1).

Kedatangan Masai sebenarnya untuk mendiskusikan iklim investasi di Jawa Tengah. Dia didampingi Fajar Rahmat dan Kazuhisa Matsui. Sementara Kadin diwakili Komite Tetap Pengkajian Investasi, Adi Ekopriyono serta Direktur Eksekutif Yunita D Prasetyanti.

Ikut dalam pertemuan Ponco Rahardjo (BPMD Jateng) dan Direktur Eksekutif  Trade Training Investment Center (TTIC) Kadin Jateng Pungki Purwito TH.

Menurut Masai, selama ini Jepang mengandalkan impor produk makanan dari Cina. "Tetapi mulai ditinggalkan dengan alasan kualitas bahan pangan dari Cina meragukan. Warga Jepang ingin bahan pangan yang lebih sehat," jelasnya.

Indonesia terutama Jawa Tengah diharapkan bisa menggantikan peran Cina. Apalagi, produksi pertanian Jawa Tengah sangat melimpah. "Salah satu ikan yang tengah digemari di Jepang di antaranya sidat," jelasnya.

Standar Keamanan
Tetapi memang tak mudah bagi pengusaha Jateng untuk memasok bahan pangan ke Jepang. Pasalnya, negara itu terkenal memberlakukan standar tinggi dalam hal keamanan pangan.

Namun Menurut Masai, produk pertanian di Indonesia masih alami. Sehingga relatif mudah masuk ke Jepang.

Namun Masai mengingatkan, produk harus dikirim dalam bentuk setengah jadi. Dikemas dan disimpan menggunakan cold storrage dengan kualitas baik.

Adi Ekopriyono mengakui, hal itu masih menjadi kendala. Tetapi ada peluang untuk memenuhi permintaan tersebut.

"Pengusaha Jateng harus didorong untuk mampu mengolah komoditas pertanian mentah mejadi setengah jadi. Kemudian diekspor ke Jepang," jelasnya.

Adi menambahkan, akan dijajaki kerja sama dengan Jepang untuk memenuhi permintaan itu. Perusahaan Jepang bisa mendirikan pabrik pengolahan makanan di Jawa Tengah. "Peluang terbuka lebar karena iklim investasi di Jateng sangat kondusif," jelasnya.

Sementara Yunita D Prasetyanti mengatakan, pihaknya sudah menginisiasi pembentukan beberapa sentra pemeliharaan belut di Wonosobo. "Jika Jepang butuh sidat, kami siap memasok jenis ikan yang setara yakni belut," urainya.

Dalam pertemuan itu, JAC dan Kadin berdiskusi perihal iklim investasi di Jateng. Beberapa perusahaan Jepang berencana membuka investasi. Baik  pendirian baru maupun relokasi dari Jakarta. “Kami juga menjajaki kemungkinan mendirikan Jepang Center di Jawa Tengah,” jelas Masai. (nji/yul)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous