Ki Manteb Blak blakan Ritual Tuxuci

HARSEM/SMNetwork/Wisnu Kisawa
Ki H Manteb Soedharsono memberi keterangan ketika ditemui di rumahnya, Kelurahan Doplang, Kecamatan Karangpandang, Kabupaten Karanganyar.

KARANGANYAR- Ki H Manteb Soedharsono tampak tenang, malam itu. Nada bicaranya terkesan lepas selepas suara nyanyian jangkerik dalam dinginnya malam lembah kampung Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Padahal, di rumahnya ketika itu, ia sedang membicarakan seputar ritual untuk mobil tuxuci yang masih hangat diperbincangkan.
 

''Saya itu sudah lama berteman akrab dengan Pak Dahlan Iskan. Jadi ketika diminta untuk melakukan upacara tolak balak untuk mobil tuxuci, tentu saya akan memenuhi permintaannya,'' ujar dalang kondang yang dikenal memiliki ketrampilan sabet nggegirisi tersebut.
 

Namun Ki Manteb ingin menegaskan apa yang dia lakukan adalah upacara tolak balak. Bukan upacara ruwat seperti yang banyak diberitakan. Menurutnya, upacara tolak balak berbeda dengan ruwat. ''Meski tolak balak itu bagian dari ruwat, tapi kalau hanya tolak balak bukan berarti ruwat. Ini yang harus dipahami,'' ujarnya, saat ditemui baru-baru ini.
 

Itulah mengapa ketika itu Ki Manteb hanya membawa dua buah wayang saja, yakni tokoh Bathara Wisnu dan Bathara Kala. Karena bukan ruwat, dalang ''oye'' itu juga tak membawa gamelan berikut pengrawit dan waranggananya. Juga tak ada bentangan layar sebagai medan pakeliran untuk membabar lakon Murwokolo.
 

''Jadi bagaimana mungkin itu ruwat kalau saya hanya membawa dua tokoh wayang saja?,'' katanya setengah bertanya.
Di ruang tamu rumah Ki Manteb ada beberapa foto yang mengabadikan pentas dalang tersebut di berbagai tempat. Mayoritas foto ketika dia menerima tokoh wayang dari sejumlah pejabat. Mulai dari menteri hingga presiden. Namun di luar itu ada foto pentas dia ketika sedang melakukan wayang ruwatan. (Wisnu Kisawa/SMNetwork/njs) 

Newer Post Older Post