Pedagang Sayur Kesulitan Pasokan
Pedagang sedang menimbang cabai di Pasar Johar, kemarin. Harga sayuran di sejumlah pasar tradisional Semarang mulai meningkat karena pasokan yang terus menurun (SM/Fista Novianti ) |
SEMARANG-Harga sayuran di sejumlah pasar tradisional Semarang mulai meningkat karena pasokan yang terus menurun.
Dari pantauan, Senin (14/1) di Pasar Johar misalnya, harga cabai semula hanya Rp 12 ribu/kg naik menjadi Rp 20 ribu/kg, bawang putih semula Rp 22 ribu/kg naik Rp 24 ribu/kg, terong dari Rp 2.000/kg menjadi 2.500/kg, kacang panjang Rp 3.500/kg menjadi Rp 4.000/kg, sawi Rp 2.000/kg menjadi Rp 2.500/kg, jagung dari Rp 2.000/kg menjadi Rp 3.000/kg, tomat dari Rp 2.000/kg menjadi Rp 2.400/kg, cabai merah dari Rp 20.000/kg menjadi Rp 26.000/kg, cabai rawit dari Rp 25.000/kg menjadi Rp 27.000/kg, bayam dan kangkung sebelumnya harga per ikat rata-rata Rp 700-Rp 800. Sekarang ini melonjak hingga Rp 1.500 per ikat.
Salah satu pedagang sayuran di Pasar Johar, Jatmiko (30) menuturkan, datangnya musim hujan dan angin kencang belakangan ini membuat tanaman sayuran banyak yang rusak dan gagal. ''Pasokannya tidak banyak. Makanya, harganya naik. Apalagi, jenis sayuran kan tidak tahan lama dan mudah membusuk,'' ungkapnya.
Musim hujan saat ini, kata dia, jenis sayuran akan mudah membusuk. Hujan deras dan angin kencang membuat hasil panen petani tidak maksimal. Sehingga persediaan komoditas itu mulai berkurang serta memicu kenaikan harga. Menurutnya, kenaikan tertinggi terjadi pada komoditas cabai merah yang mencapai Rp 26 ribu/kg. Harga cabai mahal, karena pasokan ke pasar sangat minim. Saat ini hanya petani pesisir saja yang masih panen. Sedangkan di daerah lain juga sudah habis.
Pedagang lainnya di Pasar Jatingaleh, Martini (40) mengatakan, mahalnya harga sayuran membuat dirinya sulit mendapatkan barang. Banyak pedagang asal luar daerah yang datang dan langsung membeli di tingkat petani. Menurut dia, rata-rata untuk kebutuhan sayur di pasaran akan naik jika hujan sering turun. Hal itu disebabkan saat musim hujan petani sayur mengeluhkan banyaknya air yang membuat sayur-sayuran yang ada tak tahan lama.
Setiap hari, ia mendapatkan beragam jenis sayuran dari beberapa daerah seperti Boyolali, Brebes, Yogjakarta dan masih banyak lagi. Sekali datang untuk sayur bayam dan kangkung sebanyak 150-200 ikat. Jika dalam sehari tidak bisa habis terjual, biasanya Martini akan mengobral sayurnya di siang hari. ''Kalau memang tidak habis, akan diobral kepada pedagang pasar siang hari, atau dijual ke pembeli dengan harga murah,'' katanya. (K14-SMNetwork/yul )
Dari pantauan, Senin (14/1) di Pasar Johar misalnya, harga cabai semula hanya Rp 12 ribu/kg naik menjadi Rp 20 ribu/kg, bawang putih semula Rp 22 ribu/kg naik Rp 24 ribu/kg, terong dari Rp 2.000/kg menjadi 2.500/kg, kacang panjang Rp 3.500/kg menjadi Rp 4.000/kg, sawi Rp 2.000/kg menjadi Rp 2.500/kg, jagung dari Rp 2.000/kg menjadi Rp 3.000/kg, tomat dari Rp 2.000/kg menjadi Rp 2.400/kg, cabai merah dari Rp 20.000/kg menjadi Rp 26.000/kg, cabai rawit dari Rp 25.000/kg menjadi Rp 27.000/kg, bayam dan kangkung sebelumnya harga per ikat rata-rata Rp 700-Rp 800. Sekarang ini melonjak hingga Rp 1.500 per ikat.
Salah satu pedagang sayuran di Pasar Johar, Jatmiko (30) menuturkan, datangnya musim hujan dan angin kencang belakangan ini membuat tanaman sayuran banyak yang rusak dan gagal. ''Pasokannya tidak banyak. Makanya, harganya naik. Apalagi, jenis sayuran kan tidak tahan lama dan mudah membusuk,'' ungkapnya.
Musim hujan saat ini, kata dia, jenis sayuran akan mudah membusuk. Hujan deras dan angin kencang membuat hasil panen petani tidak maksimal. Sehingga persediaan komoditas itu mulai berkurang serta memicu kenaikan harga. Menurutnya, kenaikan tertinggi terjadi pada komoditas cabai merah yang mencapai Rp 26 ribu/kg. Harga cabai mahal, karena pasokan ke pasar sangat minim. Saat ini hanya petani pesisir saja yang masih panen. Sedangkan di daerah lain juga sudah habis.
Pedagang lainnya di Pasar Jatingaleh, Martini (40) mengatakan, mahalnya harga sayuran membuat dirinya sulit mendapatkan barang. Banyak pedagang asal luar daerah yang datang dan langsung membeli di tingkat petani. Menurut dia, rata-rata untuk kebutuhan sayur di pasaran akan naik jika hujan sering turun. Hal itu disebabkan saat musim hujan petani sayur mengeluhkan banyaknya air yang membuat sayur-sayuran yang ada tak tahan lama.
Setiap hari, ia mendapatkan beragam jenis sayuran dari beberapa daerah seperti Boyolali, Brebes, Yogjakarta dan masih banyak lagi. Sekali datang untuk sayur bayam dan kangkung sebanyak 150-200 ikat. Jika dalam sehari tidak bisa habis terjual, biasanya Martini akan mengobral sayurnya di siang hari. ''Kalau memang tidak habis, akan diobral kepada pedagang pasar siang hari, atau dijual ke pembeli dengan harga murah,'' katanya. (K14-SMNetwork/yul )
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.