Service Charge Mal Ciputra Naik 20%
 |
| Salah satu tenant di Mal Ciputra Semarang. Kenaikan service charge berlaku mulai Februari. |
SEMARANG- Mal Ciputra Semarang akan menaikkan biaya service charge kepada seluruh tenant (penyewa) antara 15%-20% pada awal Februari mendatang, seiring dengan naiknya komponen tarif dasar listrik dan upah minimum yang ditetapkan tahun ini.
Public Relation Mal Ciputra Aisha R Jusmar mengungkapkan, komponen service charge mencakup biaya listrik yang dipakai di area publik serta sumber daya manusia (SDM) seperti pelayanan kebersihan dan keamanan. Perhitungannya per meter persegi per bulan yang besarannya rata-rata Rp 70.000/m2 tergantung dengan lokasi tenant.
''Tarif listrik yang dibayar tenant di luar service charge dan besar persentase kenaikan tarif tersebut mengikuti TDL pemerintah. Kalau service charge kenaikan sekitar 15%-20% dan akan diberlakukan mulai Februari nanti,'' ujar Aisha, Rabu (16/1).
Menurut dia, biaya listrik yang dikeluarkan oleh pusat perbelanjaan yang ada di pusat kota ini sekitar 40%-45% dari biaya keseluruhan operasional mal. Untuk itu, mal juga melakukan sejumlah upaya penghematan penggunaan listrik dan pendingin ruangan untuk menekan pengeluaran. Total area Mal Ciputra sendiri sebesar 46.000 m2 dengan luas tanah 20.000 m2.
Pengenaan biaya service charge juga cukup terpengaruh oleh penetapan upah minimum di Kota Semarang yang kenaikannya cukup tinggi mencapai 21,9%.
Public Relation Mal Ciputra Aisha R Jusmar mengungkapkan, komponen service charge mencakup biaya listrik yang dipakai di area publik serta sumber daya manusia (SDM) seperti pelayanan kebersihan dan keamanan. Perhitungannya per meter persegi per bulan yang besarannya rata-rata Rp 70.000/m2 tergantung dengan lokasi tenant.
''Tarif listrik yang dibayar tenant di luar service charge dan besar persentase kenaikan tarif tersebut mengikuti TDL pemerintah. Kalau service charge kenaikan sekitar 15%-20% dan akan diberlakukan mulai Februari nanti,'' ujar Aisha, Rabu (16/1).
Menurut dia, biaya listrik yang dikeluarkan oleh pusat perbelanjaan yang ada di pusat kota ini sekitar 40%-45% dari biaya keseluruhan operasional mal. Untuk itu, mal juga melakukan sejumlah upaya penghematan penggunaan listrik dan pendingin ruangan untuk menekan pengeluaran. Total area Mal Ciputra sendiri sebesar 46.000 m2 dengan luas tanah 20.000 m2.
Pengenaan biaya service charge juga cukup terpengaruh oleh penetapan upah minimum di Kota Semarang yang kenaikannya cukup tinggi mencapai 21,9%.
''Sekitar Rp 1,2 juta upah minimumnya sehingga kami juga harus melakukan penyesuaian biaya karena sangat berpengaruh terhadap komponen service charge,'' imbuhnya.
Hingga saat ini, jumlah tenant Mal Ciputra mencapai 180 termasuk konter yang kecil dengan okupansi 99,9%. Dia menambahkan, masih ada satu lokasi yang tersedia untuk tenant berada di Extension Mal Tengah (EMT). Setiap tahunnya, Mal Ciputra dikunjungi sekitar 11 juta orang dan ditargetkan tahun ini bisa mengalami kenaikan antara 1-2 juta pengunjung.
''Dari undian MallPrize diperoleh angka transaksi sekitar Rp 34 miliar tahun 2012 naik dari sebelumnya hanya Rp 28 miliar. Sangat dimungkinkan lebih dari itu, karena tidak semua pengunjung menukarkan struk belanjaannya dengan undian MallPrize,'' tutur Aisha. (J14-SMNetwork/yul)
Heru+Setiabudi+dan+Tarmuji.(FOTO+ARIEL).jpg)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.