Bupati Demak Apresiasi Hasil Kebun Buah Naga Wonokerto
BANCAK- Bupati Demak Moh Dachirin Said mengatakan, pengembangan perkebunan berbasis masyarakat seperti sentra budi daya buah naga di Desa Wonokerto, Kecamatan Bancak harus ditingkatkan dalam rangka mendukung kesejahteraan warga. Pernyataan tersebut mengemuka saat Bupati melakukan kunjungan ke sentra buah naga di Desa Wonokerto Kabupaten Semarang, Rabu (6/2).
Pada kunjungan yang mendapat pendampingan dari Bupati Semarang, Mundjirin, Pemkab Demak menyatakan siap menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk mengembangkan usaha serupa di wilayahnya.
"Kami sudah menyiapkan lahan di Desa Kebun Batur Mranggen sebagai tempat budidaya buah naga bekerja sama dengan pihak Yayasan Obor Tani (Yabortan)," kata Bupati Moh Dachirin Said.
Munurutnya, topografi dan suhu di Kebun Batur tidak berbeda jauh dengan Wonokerto. Karenanya, pihaknya yakin jika pengembangan sentra buah naga di wilayahnya akan berhasil seperti di Wonokerto. "Harapannya, kerja sama dengan Yabortan untuk membudidayakan buah naga di Kebun Batur dapat berhasil dan memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat," tuturnya.
Usai mendengarkan paparan, kedua kepala daerah tersebut menyempatkan diri memanen buah naga di kebun milik warga. Hadir pada kegiatan itu Kepala Distanbunhut Kabupaten Semarang, Urip Triyoga, Kepala Dinas Pertanian Demak, Wibowo, dan pejabat terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Semarang Mundjirin menjelaskan, dukungan kondisi alam dan lembaga pendampingan yang sama diharapkan dapat membawa hasil yang memuaskan semua pihak.
Ditambahkan koordinator kebun buah naga Desa Wonokerto, Rokhimun, luas kebun yang dikelola 100 petani inti mencapai enam hektar. Di lahan seluas itu, terdapat enam ribu tiang tumbuh yang masing-masing terdiri dari dua pohon buah naga. Rata-rata setiap petani atau kepala keluarga memiliki lima puluh tiang tumbuh.
"Pada tiga bulan pertama sejak November 2011 kami berhasil panen buah naga yang tumbuh pada empat ribu tiang dengan tingkat produksi 1,5 ton buah naga kualitas baik," tambah Rokhimun.
Ditemui terpisah, salah seorang petani buah naga, Hamdan (43) mengaku bila pendapatannya meningkat setelah mengikuti program kerja sama ini. Menurut dia, lahan yang dulunya tidak produktif sekarang dapat menghasilkan komoditas buah naga bernilai ekonomis tinggi.
"Di tingkat petani, harga buah naga mutu A bisa mencapai sekitar Rp 23 ribu hingga Rp 27 ribu per kilo. Panen perdana hanya menghasilkan 45 kilogram, namun panen berikutnya bisa meningkat lagi. Tambahan pendapatan ini sedikit banyak bisa membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya. (H86)
Pada kunjungan yang mendapat pendampingan dari Bupati Semarang, Mundjirin, Pemkab Demak menyatakan siap menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk mengembangkan usaha serupa di wilayahnya.
"Kami sudah menyiapkan lahan di Desa Kebun Batur Mranggen sebagai tempat budidaya buah naga bekerja sama dengan pihak Yayasan Obor Tani (Yabortan)," kata Bupati Moh Dachirin Said.
Munurutnya, topografi dan suhu di Kebun Batur tidak berbeda jauh dengan Wonokerto. Karenanya, pihaknya yakin jika pengembangan sentra buah naga di wilayahnya akan berhasil seperti di Wonokerto. "Harapannya, kerja sama dengan Yabortan untuk membudidayakan buah naga di Kebun Batur dapat berhasil dan memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat," tuturnya.
Usai mendengarkan paparan, kedua kepala daerah tersebut menyempatkan diri memanen buah naga di kebun milik warga. Hadir pada kegiatan itu Kepala Distanbunhut Kabupaten Semarang, Urip Triyoga, Kepala Dinas Pertanian Demak, Wibowo, dan pejabat terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Semarang Mundjirin menjelaskan, dukungan kondisi alam dan lembaga pendampingan yang sama diharapkan dapat membawa hasil yang memuaskan semua pihak.
Ditambahkan koordinator kebun buah naga Desa Wonokerto, Rokhimun, luas kebun yang dikelola 100 petani inti mencapai enam hektar. Di lahan seluas itu, terdapat enam ribu tiang tumbuh yang masing-masing terdiri dari dua pohon buah naga. Rata-rata setiap petani atau kepala keluarga memiliki lima puluh tiang tumbuh.
"Pada tiga bulan pertama sejak November 2011 kami berhasil panen buah naga yang tumbuh pada empat ribu tiang dengan tingkat produksi 1,5 ton buah naga kualitas baik," tambah Rokhimun.
Ditemui terpisah, salah seorang petani buah naga, Hamdan (43) mengaku bila pendapatannya meningkat setelah mengikuti program kerja sama ini. Menurut dia, lahan yang dulunya tidak produktif sekarang dapat menghasilkan komoditas buah naga bernilai ekonomis tinggi.
"Di tingkat petani, harga buah naga mutu A bisa mencapai sekitar Rp 23 ribu hingga Rp 27 ribu per kilo. Panen perdana hanya menghasilkan 45 kilogram, namun panen berikutnya bisa meningkat lagi. Tambahan pendapatan ini sedikit banyak bisa membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya. (H86)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.