Pembuatan Replika Kapal Cheng Ho Telan Dana Rp 1,5 Miliar dari Swadaya Masyarakat
RIUH anak-anak yang tengah bermain di halaman sekolah maupun di Jalan Gang Lombok mewarnai siang yang cukup terik, Kamis (31/1) siang. Di antara mereka, ada yang bermain di atas kapal yang tengah bersandar di Kali Semarang atau depan Kelenteng Tay Kak Sie.
Kapal dengan panjang 41 meter, lebar 12 meter dan tinggi 3 meter itu dibuat dengan konstruksi baja dan beton. Sebagian permukaan kapal ditutup dengan kayu bengkirai. Untuk mengembangkan layar, dibuat penyangga dari besi. Sementara itu, cat hitam, putih dan garis merah nampak sudah mulai memudar. Bahkan, pada sambungan kayu, rumput liar tumbuh menjalar ke atas. Sampah plastik dan kaleng pun terlihat menumpuk di bagian depan kapal.
Ya, replika kapal Laksamana Cheng Ho itu dibuat pada 2005 oleh Yayasan Tay Kak Sie dalam rangka perayaan 600 tahun pendaratan Laksamana Cheng Ho di Semarang dengan dana swadaya dari yayasan dan masyarakat Tionghoa dan menghabiskan dana sekitar Rp 1,5 miliar.
Tidak ada tiket masuk ketika masyarakat naik ke atas kapal yang tidak dilengkapi dengan ornament ataupun barang-barang yang mempunyai corak yang khas negeri tirai bambu, akan tetapi sejauh mata memandang, galangan kapal pun terlihat luas seperti lapangan sepakbola mini.
''Fungsi dari replika kapal ini memang sengaja diperuntukkan sebagai panggung acara perayaan penganut kepercayaan Tionghoa. Pembuatannya sendiri dikumpulkan dari para donator yang peduli terhadap pembuatan kapal ini,'' tutur Ketua Yayasan Kelentang Tay Kak Sie, Shindu Darmali, kemarin.
Replika itu, kata dia dibuat lebih kecil daripada aslinya. Sebab kapal yang dipakai berlayar oleh tangan kanan Kaisar Tiongkok tersebut aslinya memiliki panjang 122 meter dan lebar 52 meter. ''Untuk membuat kapal, dibutuhkan waktu sekitar empat bulan. Konstruksi kapal yang dibuat dengan lapisan baja, besi dan didesain bisa bertahan hingga 10 tahun,'' jelasnya.
Salah seorang penjaga Kelenteng Tay Kak Sie, Purwadi menjelaskan, replika kapal tersebut digunakan sebagai arena pertunjukan Barongsay dan tari-tarian yang biasa digelar pada sekitar Agustus yang bertepatan pada hari perayaan umat Tionghoa.
''Kapal ini sebenarnya dibuat sebagai penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho yang mempunyai peran penting bagi masyarakat Tionghoa. Kapal ini juga menjadi perekat hubungan masyarakat Tionghoa dan masyarakat di sekitarnya. Karena acara-acara yang digelar oleh masyarakat Tionghoa dapat menjadi hiburan bagi masyarakat sekitar. Bahkan beberapa kali Ramadan, masyarakat Muslim Tionghoa juga menggelar shalat tarawih di atas kapal,'' paparnya. (Muhammad Syukron/SMNetwork/sae)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.