Taksi Bandungan Juga Ditentang

Sulist dan pengurus Paguyuban Mobil Carteran (HARSEM /HERU SANTOSO)

UNGARAN–Rencana operasional taksi di Kabupaten Semarang, sampai sekarang belum ada kepastiannya. Namun, sejumlah penolakan muncul. Salah satu yang menolak adalah Paguyuban mobil carteran yang tergabung dalam ‘Trans Ceria’ Bandungan.

Penolakan itu khususnya untuk di wilayah Kecamatan Bandungan. Namun, jika Pemkab Semarang mengijinkan taksi mulai beroperasi, maka khusus Bandungan jangan sampai dimasuki taksi.

Humas Paguyuban Mobil Carteran ‘Trans Ceria’ Bandungan, Sulistyo Budi Utomo mengatakan, pihaknya menyatakan menolak keberadaan taksi mangkal di wilayah Bandungan.

Namun, jika taksi-taksi tersebut diijinkan mangkal di luar wilayah Bandungan, itu bukan urusan paguyubannya. Penolakan ini telah disampaikan kepada DPRD maupun dinas terkait bahkan hal ini telah mendapat persetujuan.

 “Pada intinya, kami mendukung taksi di wilayah Kabupaten Semarang. Namun, khusus di wilayah Bandungan, jangan sampai keberadaan taksi itu masuk dan diizinkan mencari penumpang di Bandungan,” papar Sulist.

“Artinya, kami menolak jika taksi itu memiliki pangakalan atau mangkal di Bandungan. Ini, secara tidak langsung akan mematikan kami,” imbuhnya, Jumat (15/2) kemarin.

Mematikan Angkutan

Ditambahkan, alasan yang utama akan penolakan itu adalah akan mematikan angkutan umum di Bandungan. Selain itu, jika taksi mangkal di Bandungan, tidak dapat diandalkan untuk mendukung pariwisata. Pasalnya, mobil carteran di Bandungan juga merupakan sarana transportasi demi mendukung pariwisata di Bandungan.

Selain itu, harusnya investor melakukan sosialisasi. Selama ini, informasinya pihak investor melakukan sosialisasi hanya kepada kalangan tertentu yaitu Linpatis (Lintas Pasar Jetis).

Padahal mereka hanya angkutan sayur, sehingga tidak bersentuhan langsung dengan taksi.

 “Harusnya pihak investor tersebut dapat melakukan sosialisasi kepada para tokoh masyarakat, pelaku transportasi maupun para paguyuban mobil angkutan di Bandungan. Selama ini, pihak investor hanya melakukannya kepada kalangan tertentu. Sehinggaw, dapat dikatakan hal ini salah alamat,” kata Sulist. (hes/nji)

Newer Post Older Post