Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Tingkatkan SDM, APR Bertekad Lebih Eksis

Pekerja tengah menata kardus di gudang usaha rongsok di Semarang (SM/Hanung Soekendro)
SEMARANG-Keberadaan  Asosiasi Pengusaha Rongsok (APR) memang belum terlalu familiar di masyarakat. Meski demikian keberadaan mereka sebenarnya sudah dirasakan langsung oleh masyarakat. Bagaimana tidak? Setiap rumah tangga, pabrik, instansi akan menghasilkan limbah dan merekalah yang turut serta membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Limbah, jika dikelola oleh orang yang tepat akan menjadi sumber penghasilan menggiurkan. Hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah pengusaha rongsok yang menjadi anggota asosiasi, yakni 12.000 dan tersebar di seluruh kabupaten/kota  Jawa Tengah. Jumlah itu merupakan pengusaha yang memiliki kartu tanda angota (KTA) asosiasi dan tidak termasuk para pemulung. Jenis-jenis rongsok yang diperjual belikan diantaranya kardus, besi, logam, plastik dan kertas.
“Asosiasi ini memayungi masyarakat yang memiliki usaha rongsok. Banyaknya masyarakat yang menjadi pengusaha rongsok membuktikan jika keberadaan kami sangat signifikan untuk memperkuat perekonomian di Jawa Tengah,” kata Ketua DPD APR Jateng Drs Mustaghfirin, Selasa (26/2).

Untuk mencapai tujuan menyejahterakan anggotanya, asosiasi terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Mereka diikutkan dalam pelatihan-pelatihan yang bermanfaat bagi masa depan usaha yang telah dirintis. Usaha rongsok bukan hanya urusan jual beli dan distri busi, namun kedepannya pengusaha bisa mengolah menjadi bahan baku atau barang jadi yang nilai jualnya lebih tinggi. Melalui pelatihan peningkatan SDM, pegusaha bisa turut bernegosiasi dengan pembeli mengenai harga jual yang sesuai.

Mustaghfirin mengharapkan perwakilan asosiasi diikutsertakan dalam pertemuan-pertemuan bisnis. Hal ini akan menambah pengalaman untuk meningkatkan eksistensi keberadaan usaha yang sebagian besar adalah kelas menengah ke bawah ini. “Salah satu kendala yang kami rasakan adalah harga jual. Selama ini kami hanya ikut harga dari pembeli. Kami berharap pemerintah bisa ikut serta dalam mengatasi masalah ini,” katanya.

Di sisi lain ia juga mengharapkan bantuan permodalan dari pemerintah. Hal ini menyangkut sistem jual beli secara cash yang sejauh ini diterapkan saat bertransasksi. Tersedianya permodalan akan mempermudah pengusaha untuk mengembangkan usaha dengan menyetok barang dalam jumlah lebih besar.

Terkait penjualan, saat ini masih di dalam negeri. “Pembeli dari manapun tidak masalah. Asal sesuai dan bisa menyejahterakan pengusaha,”  pungkasnya. (Hanung Soekendro-SMNetwork/yul)


Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous