Urung Menikah Gara-gara Jual Togel

HARSEM/Hanung Soekendro-SMNetwork

Dua belas wanita penjual judi togel menjalani persidangan di PN Semarang, Selasa (5/2)

SESEKALI Riski Viarti menoleh ke belakang, melihat suaminya yang tengah menggendong anak bungsu yang masih berusia tujuh bulan. Ia tidak bisa leluasa menghampiri, sebab ia sedang berstatus terdakwa dan sedang menjalani persidangan.

Kangen, sudah pasti. Pasalnya sejak 21 Desember lalu ia menghuni Lapas wanita Kelas II A Semarang. Beruntung, setelah persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Semarang ini kelar, ia bisa menggendong anak ketiganya itu walau hanya beberapa menit.

Ibu muda berusia 22 itu bersama 11 wanita lain yang juga menjadi terdakwa penjual judi togel. Mereka menjalani sidang bergantian lantaran berkas sidang dibagi menjadi tiga.

Cerita berbeda dari terdakwa lain, Umi Dewi (22). Pernikahannya yang sudah ditentukan pada 29 Desember 2012 terpaksa ditunda karena dicokok petugas pada 21 Desember.  “Semoga calon suamimu sabar menunggu. Kamu itu, mau nikah malah jual togel,” kata Ketua Majlis Hakim, Togar, Selasa (5/2).

Sepuluh terdakwa lain adalah Mentari Indah, Lani Irawati, Maryanti, Ristanti, Endang Widiyanti, Santi, Kurnia, Shita Wiyanti, Puspita Asriyah, dan Ining Raharjanti. Para terdakwa ini tinggal di salah satu rumah kontrakan di Kelurahan Wonodri dengan biaya sewa Rp 100 ribu per hari. Saban hari, penghasilan yang mereka terima antara Rp 50 ribu- Rp 75 ribu.

“Kalian ini masih muda-muda, cantik. Tapi kenapa jualan itu. Ini agak aneh, biasanya jual togel sendiri-sendiri, lha ini seperti SPG (sales promotion girl) jualan rame-rame. Fenomena penyakit masyarakat ini harus disikapi,” kata Togar setelah bertanya pada terdakwa Mentari yang masih berusia 19 tahun.

Persidangan ini ditangani oleh JPU Kejari Semarang, Agung Dhedy dan Yossi. Terdakwa dijerat dengan Pasal 303 Ayat 1 ke 1 atau Pasal 303 Ayat 1 ke 2 KUHP tentang perjudian. Kedua belas terdakwa akan mendengarkan tuntutan Selasa pekan depan. (H81-SMNetwork/rif)

Newer Post Older Post