18 Warga Pilangrejo Terserang Chikungunya
Pada tangan penderita Chikungunya muncul bintik merah (HARSEM/SUKMAWIJAYA) |
DEMAK-Dalam waktu sebulan, belasan warga Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam terserang penyakit chikungunya. Chikungunya menyerang warga secara berantai, penularan melalui gigitan nyamuk.
Sejak akhir bulan Januari 2013, belasan warga Desa Pilangrejo terserang penyakit Chikungunya, disertai gejala panas tinggi, ngilu di persendian dan badan lemas seperti lumpuh. Ketua RW1 Desa Pilangrejo Sri Sumardiyah (59) menyebutkan, 18 warga yang terserang gejala Chikungunya ini tersebar di empat wilayah, yakni di Dukuh Rdono pada RT 01 terdapat 5 warga, RT 02 (5 warga), dan RT 07 (1), serta wilayah Dukuh Purwosari pada RT 05 (7).
Semula virus menyerang Haryanto (40) warga di RT 01 RW 01, selanjutnya, penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ini secara beruntun juga menyerang anak serta istri Haryanto, yaitu Rahma Hanani (32) dan Intania (3).
Gejala yang sama juga dialami dua warga RT 01 lainnya, yakni Sunarto dan Juwariyah (41). Chikungunya juga menyerang satu keluarga antara lain A Samiin (40), Eni Sulisttyorini (41) dan Toriq Helmiansyah (12). Sedangkan empat warga lain yang ikut terserang, adalah Mustatiatun (40), Hanintya (8), Mualimin (40) dan Muhajanah (53).
Adapun lima warga RT 02 yang terserang Chikungunya adalah Sakinatunisa (10), Siti Atminah (45), Suryati (40), Safaatun (28) dan Khoirul Amar (7). Sedangkan di RT 07 hanya Diah (9). “Serangan Chikungunya terakhir terjadi lima hari lalu,” ungkap Sri.
Warga yang terserang mengeluh demam, setelah mereka minum obat penurun panas kembali normal, tapi begitu efek obat habis, mereka kemballi merasakan demam. Penderita Chikungunya, Eni Sulisttyorini (41) mengakui, gejala tersebut dirasakan usai bangun tidur.
“Seluruh badan saya terasa nyeri terutama pada persendian di kaki, ada bintik-bintik merah, muncul di tangan dan muka, dan saya tak bisa berjalan,” ungkapnya. Atas penyakit ini dia sempat tak berdagang lebih dari sepekan.
Belum Sembuh
Kades Pilangrejo Tugiman mengatakan, karena sistem penularan melalui gigitan nyamuk maka tak heran jika dalam satu rumah yang terkena bisa dua sampai tiga orang. Meski telah berobat ke Puskesmas, namun belum sepenuhnya sembuh. “Anehnya gejala sakit bisa sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, warga sangat terganggu atas penyakit ini,” katanya.
Selanjutnya, untuk menekan jumlah warga yang terserang Chikungunya, pihak desa menggalakkan program Jumat bersih bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar. Sanitarian Puskesmas Wonosalam 1, Mega Puspita, mengatakan 12 dari 16 rumah warga yang dilakukan penyelidikan epidemiologi, diketahui positif terdapat jentik nyamuk Aedes Aegypti. Angka bebas jentik (ABJ) di rumah tersebut hanya 25 persen atau kurang baik, sebab normalnya minimal 90%. Adapun serangan Chikungunya baru kali ini melanda Desa Pilangrejo.
Dia meminta warga untuk meningkatkan gerakan pembersihan sarang nyamuk (PSN). Sebab nyamuk Aedes sebagai vektor virus Chikungunya ini justru hidup di lingkungan yang bersih dan terdapat genangan. “Sekitar pukul 09.00-11.00 dan siang pukul 14.00-16.00 nyamuk mulai menggigit ,” kata Mega. Lanjutnya, pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan fogging namun harus didahului dengan PSN.
Terpisah, Humas Dinas Kesehatan Demak Sukardjo menghimbau pada warga yang mengalami gejala Chikungunya agar berobat ke Puskesmas terdekat. Menurutnya, Chikungunya tidak berbahaya lantaran angka kematian akibat penyakit ini sangat kecil. “Serangan Chikungunya, terakhir terjadi sekitar lima tahun yang lalu di Kecamatan Mijen, munculnya ditengarai akibat cuaca ekstrem,” ungkapnya. (swi/tab)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.