Hipmi Jateng –AS Jajaki Pertukaran Pengusaha
SEMARANG - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jateng sedang menjajaki peluang kerja sama dengan Amerika Serikat melalui pertukaran pengusaha. Melalui kerja sama dengan para pengusaha muda antarnegara, jaringan bisnis bisa lebih berkembang.
Ketua Hipmi Jateng, Dede Indra Permana Soediro mengatakan, potensi ekonomi kerakyatan di Jateng masih sangat besar untuk dikembangkan oleh kalangan muda. Potensi ekonomi seperti furnitur di Kudus, Jepara juga di daerah lainnya sangat besar untuk bisa menyasar pasar luar negeri. "Banyak pengusaha muda yang memiliki kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan usaha. Kami berharap ke depan akan ada pertukaran pengusaha di Jateng dengan AS melalui bantuan kedutaan besar kedua negara. Kami sedang menjajaki itu," katanya di sela-sela diskusi Social Entrepreneur and Pitching Business Ideas kerja sama Kedutaan Besar Amerika Serikat dengan Hipmi Jateng, di Hotel Horison akhir pekan lalu.
Selain itu Hipmi juga mengajak kalangan pengusaha untuk lebih peduli dengan lingkungan sosial di sekitarnya dengan menanamkan social entrepreneurship, yakni pengusaha yang tak berorientasi profit saja namun juga peduli dengan masyarakat sekitar.
CEO of Lives Stories Adnan Mahmud sekaligus pembicara mengatakan, social entrepreneurship sangat penting untuk menjalankan bisnis berkelanjutan. Pengusaha harus mampu menyeimbangkan keuntungan perusahaan dengan kegiatan sosial yang dilakukan untuk masyarakat. "Dua hal tersebut sangat penting diperhatikan para pelaku usaha dalam mengembangkan bisnis," kata Utusan Khusus Departemen Luar Negeri AS untuk bidang kewirausahaan sosial dan kepemimpinan kaum muda itu.
LiveStories adalah sebuah perusahaan berbasis digital yang memanfaatkan teknologi untuk menggali dan mengumpulkan cerita-cerita sebagai sumber inspirasi sesama. Adnan pernah bekerja selama 8 tahun sebagai manajer proyek transfer teknologi di laboratorium penelitian Microsoft di Beijing, Cina, dan kini mendedikasikan waktunya untuk memotivasi kaum muda seluruh dunia.
Ketua Bidang III Pendayagunaan Luar Negeri BPD Hipmi Jateng, M Reza Tarmizi menuturkan, membangun perusahaan dengan social entrepreneurship saja susah, apalagi membangun tanpa dilandasi dengan prinsip itu. Hipmi memiliki sejumlah program sebagai upaya mencetak para wirausahawan yang memiliki kepekaan sosial, seperti di kampus-kampus. "Setidaknya social entrepreneurship bisa menjadi modal kedua. Modal pertama yang harus dimiliki adalah jejaring. Harusnya pengusaha memanfaatkan organisasi semacam Hipmi dan Kadin untuk memperluas jejaring," tuturnya.(SMNetwork-J8/yul)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.