Sampah Jadi Persoalan Penanganan Banjir *Persiapan PSDA Kota Jelang Musim Penghujan
BANYAKNYA sampah di aliran air, khususnya sungai dan drainase menjadi persoalan tersendiri bagi Dinas PSDA-ESDM Kota Semarang dalam persiapan mengantisipasi banjir di musim penghujan. Sampah-sampah itu, selain menghambat aliran air juga berpotensi merusak pompa yang digunakan untuk menyedot tampungan air di rumah pompa. Hal itu disampaikan Agus Riyanto, Kepala Dinas PSDA-ESDM Kota Semarang, Kamis (7/11).
"Sampah yang jumlahnya banyak, berdampak luar biasa. Menghambat aliran air dan penyumbatan aliran. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah di aliran sungai atau di selokan. Karena hal ini akan berdampak buruk saat musim penghujan nanti. Sampah sangat mengganggu dalam penanganan banjir di kota ini," tegasnya.
Dinas PSDA-ESDM sendiri sudah mengadakan konsolidasi secara internal sejak sebulan terakhir. Hal itu sebagai langkah antisipasi menghadapi musim hujan yang akan datang. "Sebulan ini kami melakukan konsolidasi untuk menentukan langkah-langkah mengatasi musim hujan. Ini kegiatan rutin tiap tahun," ucapnya.
Ia menjelaskan, khusus untuk penanganan drainase, pihaknya sudah membentuk satuan petugas (satgas) yang bertugas membersihkan drainase kota. Satgas itu mempunyai tugas khusus membersihkan drainase dari sampah saat hujan turun pada malam hari. Agus berujar, ada sekitar delapan anggota tim yang mempunyai tugas khusus itu. Tidak hanya Senin hingga Sabtu, satgas harus siap sekalipun hari libur. Pembentukannya itu berdasarkan pengalamannya yang kesulitan mencari orang untuk mengatasi banjir pada malam hari.
"Banyak sampah plastik di daerah aliran air. Hal itulah yang mengakibatkan aliran air tersumbat, contohnya di Pahlawan, kawasan Johar atau Simpanglima. Maka kami menyiapkan satgas khusus yang siap membersihkan sampah dui aliran air saat hujan malam hari," jelasnya.
Langkah lain, beberapa muara sungai yang dekat dengan rumah pompa sudah dinormalisasi. Ratusan drainase pun saat ini sedang dalam perbaikan. Agus pun tidak menampik jika pusat kota masih rentan tergenang air saat musim penghujan ini. Menurutnya, hal itu selain karena banyak sampah di gorong-gorong, juga luapan air dari daerah atas yang debitnya tinggi.
"Titik rawan banjir di antaranya kawasan Simpanglima dan kawasan Johar. Antisipasinya, ratusan drainase di wilayah itu sudah dinormalisasi. Untuk wilayah Semarang utara kami juga sudah melaksanakan kegiatan peninggian dua jembatan Kali Tenggang dan pembangunan dua crosing saluran di Jalan Abdurahman Saleh dan Jalan Layur," paparnya.
Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air, Rosid Hudoyo menambahkan, ada lebih dari 100 drainase saluran tersier yang sedang ditingkatkan infrastrukturnya. Saluran itu tersebar di seluruh Kota Semarang. "Ada juga pengerjaan 16 paket gorong-gorong senilai lebih dari Rp 6,7 miliar yang dilaksanakan tahun ini," tuturnya.
Selain itu, kolam retensi Kali Semarang juga bisa diharapkan mengatasi banjir. Saat ini pengerjaan mencapai 90 persen. "Tinggal menunggu administrasi dan operator. Targetnya, pada September mendatang kolam retensi sudah bisa dipakai. Nantinya, kolam retensi itu akan mengurangi elevasi air Kali Semarang dan Kali Asin setinggi 1,5 meter. Dengan begitu, daerah-daerah di sepanjang Kali Semarang tidak lagi tergenang air. Kami juga menyediakan 90 pompa dan 40 rumah pompa untuk antisipasi banjir," tandasnya. (SMNetwork/H71,H35/sae)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.