Antisipasi Cuaca Ekstrem di Pesisir
Perlu langkah antisipatif menghadapi cuaca ekstrem saat ini. Sistem peringatan dini mendesak diterapkan di wilayah pesisir, terutama demi keselamatan para nelayan.
CUACA ekstrem, dengan angin yang sangat besar, memicu ombak di bagian pantai utara dan selatan Jawa cukup tinggi. Sebagai upaya keselamatan, pemerintah diminta segera menerapkan program early warning sistem (sistem peringatan dini).
“Harus ada larangan melaut bagi nelayan dengan kapal yang berbobot mati di bawah 1.000 dead weight tonnage (DWT) jika ombak mencapai lebih dari 3 meter. Karena hal tersebut bisa membahayakan keselamatan,” ujar anggota Fraksi PKS Hadi Santoso.
Menurut Hadi, petugas pelabuhan penangkapan ikan harus secara terus-menerus menginformasikan kepada para nelayan mengenai kondisi laut dan prakiraan cuaca. Ini dilakukan demi keselamatan para nelayan yang berniat melaut di musim cuaca seperti ini.
“Di Jateng sendiri setidaknya ada 77 TPI yang selalu berimpitan dengan pelabuhan, jangan sampai ada yang luput dari pengawasan. Ke depan, pelabuhan penangkapan ikan perlu dilengkapi teknologi yang mampu memberikan informasi cuaca secara real time kepada nelayan,” paparnya.
Bantuan Bahan Pokok
Anggota dewan yang tergabung di Komisi B DPRD Jateng tersebut menuturkan, dengan kondisi cuaca yang buruk seperti saat ini, dari pemda diharapkan bisa segera merespons surat edaran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tentang imbauan agar pemda setempat memberikan bantuan bahan pokok kepada para nelayan yang terganggu jadwal melautnya.
“Kenekatan masyarakat nelayan untuk melaut saat ombak tinggi biasanya didorong karena kebutuhan hidup, terutama soal makan. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya bisa memberikan bantuan pangan kepada para nelayan yang tidak bisa melaut lebih dari 3 hari,” katanya.
Sebagai tambahan, Kementerian Kelautan dan Perikanan selama 2012 menganggarkan Rp 800 miliar untuk alokasi bantuan langsung masyarakat, guna mengatasi kondisi seperti saat ini. Demikian pula dengan pemprov, yang memiliki alokasi dana bencana serta jatah stok beras di Bulog yang dapat dimanfaatkan untuk membantu kondisi rawan pangan di pesisir.
“Untuk Jateng selama satu tahun sebanyak 200 ton, sedangkan kabupaten/kota sebanyak 100 ton cadangan beras di Bulog yang digunakan untuk kondisi bencana dan rawan pangan. Bantuan tersebut hanya bisa dimanfaatkan untuk kondisi darurat yang ditentukan oleh gubernur dan bupati/walikota,” pungkasnya. (hep/dnr)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.