Kelompok Mranggen Lumpuh di Ungaran

Anggota Satreskrim Polres Semarang berhasil meringkus Mohamad Romandzi (25), warga Banyumeneng RT 01/RW 06, Mranggen, Demak. Tersangka diringkus setelah sempat menjadi buronan sejak 2009. Terakhir, tersangka dilaporkan melakukan pencurian sepeda motor Yamaha Jupiter bersama temannya, Agung, di depan SPBU Ungaran.

"Agung saat itu berhasil ditangkap, sedangkan Romandzi berhasil melarikan diri ke Sumatera," terang Kapolres semarang AKBP IB Putra Narendra.

Romandzi diringkus petugas di rumahnya. Dalam penangkapan tersebut polisi juga berhasil menyita Yamaha F1Z yang tidak dilengkapi pelat nomor dan dokumen kepemilikan.

"Selama ini saya melarikan diri ke Muara Enim menjadi buruh perkebunan kelapa sawit. Saya pulang ke Mranggen hampir setahun lalu karena kangen sama keluarga. Dan saya kira polisi sudah lupa dengan kasus saya, karena Agung sudah menjalani hukuman di LP Ambarawa," tutur tersangka.

Menurut Kapolres Semarang, kedua tersangka akan dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman 5 tahun penjara. "Kami masih akan mengembangkan kasus tersebut untuk mengungkap jaringan lainnya," tegas dia.

Terpaksa Ditembak
Dalam waktu bersamaan, Satreskrim Polres Semarang juga melumpuhkan Khomari alias Bondet (42), warga Jatirunggo RT 03/RW 01 Pringapus, Kabupaten Semarang, karena melakukan pencurian motor.
Tersangka yang mencoba melakukan perlawanan terpaksa ditembak kaki kanannya, dan sempat dihajar massa. Saat ini tersangka berikut barang bukti motor Mega Pro nopol H 3416 ZB dan Yamaha Mio tanpa pelat nomor diamankan di Mapolres Semarang.

Kapolres Semarang AKBP IB Putra Narendra menjelaskan, penangkapan terhadap pelaku curanmor merupakan keberhasilan pihaknya dalam melaksanakan operasi Turangga Candi yang digelar sejak 20 Januari hingga 6 Februari 2012.

"Bondet adalah salah satu tersangka yang sudah lama kami jadikan DPO, karena diketahui pernah melakukan pencurian sepeda motor Honda Vario di Perum Beji, Ungaran Timur. Dan keberhasilan ini dalam rangka Polres Semarang menjalankan operasi Turangga Candi," terang Putra Narendra, kemarin.

Penangkapan ini karena sebelumnya petugas sudah menguntit tersangka dari Sragen. Begitu sampai di Bringin, Bondet berhenti di salah satu penjual bensin. Dan saat itulah petugas melakukan penyergapan.

Namun di luar dugaan, tersangka menggertak petugas dengan menanyakan surat tugas penangkapan terhadap dirinya. Bahkan ia juga berani melawan dengan merebut borgol milik petugas. Untuk menghentikan upaya perlawanan, akhirnya petugas melumpuhkan Bondet dengan tembakan.

Meski timah panas sudah bersarang di kakinya, ia tidak serta merta menyerah. Bondet justru mencoba menguasai sepeda motor warga, untuk melarikan diri. "Melihat hal itu warga spontan menghentikan aksi tersangka dan melakukan pemukulan secara beramai-ramai," ujar Putra Narendra.

Kepada wartawan Bondet menjelaskan, ia nekat melakukan perlawanan karena meragukan apakah petugas yang menangkapnya benar-benar seorang Polisi. "Karena saya meragukan petugas itu polisi beneran apa tidak, maka saya tanyakan surat tugasnya dan saya rebut pula borgolnya. Tapi kaki saya malah ditembak," tutur Bondet, yang sehari-hari mengaku sebagai tukang servis elektronik ini.

Dalam keterangan kemarin, tersangka juga mengaku sudah pernah dipenjara 2 tahun di LP Ambarawa dalam kasus penggelapan alat-alat elektronik. Dan selama ini dia juga mengaku lebih banyak berbisnis jual-beli sepeda motor bodong.

"Hasil curian saya hanya Honda vario itu saja. Kalau Mega Pro dan Mio itu saya beli tanpa surat-surat, dan rencananya akan saya jual lagi," paparnya.


Bondet terpincang-pincang setelah ditembak karena melawan polisi
NINO ADISUMARTO

Newer Post Older Post