Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Pernikahan Berujung Duka

Pada 2001, hidup Agus (60), nama saraman, berubah drastis. Istrinya, sebut saja Siti (56), meninggal secara tiba-tiba. Keinginan menghabiskan masa tua dengan orang yang dikasihi musnah sudah.

Agus kini kesepian. Tiga anaknya sudah tak ada yang bisa menyertainya. Sebab telah berkeluarga dan tinggal di luar kota.

Semenjak kepergian istrinya, ia menjalani hidupnya sendirian. Apa-apa dikerjakan sendiri; memasak, mencuci baju, membersihkan rumah dan lain sebagainya. Lelah terkadang dirasaknnya. Usianya yang mulai senja menjadikan fisiknya tidak sekuat dulu.

Ada sih, tetangga yang membantunya atau merawat kala dia sakit. Tapi sebatas kecil saja. Karena itu ia berniat kawin lagi. Mencari istri untuk menjalani masa tua bersama orang terkasih.

Agus sadar usianya sudah senja. Tidak mudah mendapatkan wanita yang berkenan dikawini. Namun mantan pamong desa ini tetap semangat mencari. Dua tahun setelah ditinggal istrinya, ia berhasil mempersunting Endang (45), bukan nama sebenarnya. Perempuan itu belum pernah menikah alias perawan kasep. Agus pun menikahi wanita itu meski tidak secantik istrinya dulu.

Hari demi hari dijalani Agus bersama Endang dalam bahagia. Pasangan ini menikmati kebebasan waktu karena Agus tak perlu bekerja namun nafkahnya tercukupi dari uang pensiunannya selaku mantan  mantri kesehatan.

Hadirnya istri yang gemati, membuat Agus sehat kembali. Dia jarang sakit karena ada yang menggantikan pekerjaan rumahnya. Dia tak berharap punya anak dari Endang, namun justru anak ketiga dia, sebut saja Rini (34) membawa masalah di kemudian hari.

Di tahun ketiga bersama Endang, Rini yang suaminya kena PHK mengajak pindah di rumah orang tuanya. Sebagai bapak, Agus tentu tidak menolak. Akan tetapi, Rini galak pada Endang. Sering kali istrinya itu melapor habis dibentak atau disuruh ini itu oleh anaknya.

Agus jadi susah. Satu sisi dia sayang istri, di sisi lain tak bisa mengendalikan anaknya yang bersikap tidak baik pada ibu tiri. Endang sampai dijadikan seperti babu di rumah itu. 
   
Merasa menjadi ibu tiri yang tidak disukai, Endang  menderita. Akhirnya dia berontak. Tidak mau lagi memasak, mencuci dan melakukan pekerjaan rumah. Ia habiskan waktunya untuk menonton televisi. Melihat itu, Agus sering memarahinya. Karena komunikasi yang tidak nyambung, pertengkaran pun sering terjadi di antara mereka.

Rumah besar itu kini  terbengkalai. Endang menolak melakukan pekerjaan domestik, sementara Rini sibuk bekerja dan tidak mau mengurusi isi rumah.

Akhirnya, Agus turun tangan mengurus pekerjaan rumah tangga. Ia kembali memasak, mencuci baju, menyetrika dan seterusnya.

Kecapekannya dilampiaskan pada Endang. Suami itu jadi lebih sering bertengkar. Sekian lama tak ada solusi, mereka akhirnya bercerai. (moi)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous