Pertahankan Kawasan Pecinan

Gerbang kawasan pecinan di Jalan Kranggan, Semarang. Memasuki kawasan pecinan itu banyak ditemukan bangunan-bangunan lama

WALIKOTA Semarang Soemarmo HS meminta agar kawasan pecinan tetap dipertahankan seperi halnya kawasan kota lama. Untuk itu, masyarakat yang tinggal di kawasan pecinan diharapkan tetap mempertahankan ciri khas bangunan tersebut.

           

“Tidak sembarangan, karena perlakuan kawasan pecinan sama dengan kawasan kota lama yang sama-sama memiliki sejarah sehingga tidak akan dihilangkan,” katanya usai meninjau lokasi bencana di Tambaklorok, kemarin.
          

Ia menambahkan, masyarakat yang ingin melakukan renovasi atau membangun harus mengajukan izin sesuai aturan berlaku. Setiap pembangunan diperlukan izin mendirikan bangunan (IMB).
          

Kawasan pecinan, ungkapnya, memang belum ditetapkan sebagai bagian cagar budaya. Karena untuk penetapannya butuh proses termasuk dibutuhkan tenaga ahli.
          

Terkait dengan persoalan masih buruknya drainase di kawasan tersebut, Soemarmo mengaku Pemkot Semarang akan memperbaikinya. Diperkirakan untuk perbaikan drainase akan dilakukan tahun 2013.
          

Bangunan yang memiliki sejarah, tambah Soemarmo, tidak hanya di kawasan kota lama dan kawasan pecinan, tetapi daerah kauman banyak bangunan dengan etnis Arab.
         

"Banyak bangunan bersejarah di Kota Semarang dan banyak etnis yang tinggal di sini (Kota Semarang) seluruhnya dapat hidup berdampingan," katanya.
           

Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) Haryanto Halim mengakui di kawasan pecinan banyak bangunan bagian depan rumah dipangkas dan diganti bangunan moderen.
          

"Akan tetapi masih banyak bangunan yang memiliki nilai tinggi karena masih mempertahankan bangunan aslinya seperti di daerah Gang Besen, Gang Warung, dan Gang Baru," katanya. (pru/jos)

Newer Post Older Post