Cuek Jadi Gundik
Jangan keburu senang melihat anak tampak penurut, tidak neko-neko dan senang di rumah. Belum tentu sikap santun itu berarti berakhlak mulia. Anak tampak sregep mengaji, pendiam tak pernah membantah orang tua, tidak mesti gambaran penjiwaan agama yang baik.
Bisa jadi itu hanya kamuflase. Kulit luar yang tidak sesuai isi dalamnya. Perangai bagus yang kasat mata bisa menjadi penutup atas gejolak pemberontakan di dalam dada.
Berkacalah pada Jamila (21), nama samaran. Dara cantik berkulit mulus dengan berat badan 48 dan tinggi badan 160 cm ini di mata ayahnya dan ibunya yang guru agama, adalah sosok perawan lugu yang taat norma. Padahal dibalik diamnya, Jamila hanya nurut karena takut.
Ketika lulus SMA dan kuliah di Semarang, ia mbedal tak karuan. Merasa terlepas dari pengawasan orang tuanya, dia mengumbar ”keterbelengguannya” sebebas-bebasnya. Segala macam fantasi hedonisme dunia dia nikmati. Seks bebas, minum-minuman keras, berfoya-foya dan seterusnya.
Kuliahnya memang di kampus santun. Yang mengatur cara berpakaian harus berwibawa sebagai calon pendidik. Namun di saat sama dia dikenal sebagai ayam kampus alias gadis panggilan.
Dengan alasan kiriman dari orang tua kurang, enak saja bekerja di sebuah diskotek dan menjadi waitress plus. Berburu lelaki berduit yang mau mendapat kenikmatan sesaat. Tarifnya ia patok minimal tiga kali kiriman bulanannya.
Tak Malu
Dan ia tak malu diketahui teman-teman sekosnya. Bahkan biasa membagi-bagi ”hasil kerjanya” kepada teman sekos. Sering mentraktir makan atau membawa oleh-oleh untuk mereka. Enteng saja Jamila menerima telepon dan meminta pemesannya menjemput di depan rumah kosnya. Setiap pulang, dia bahkan memamerkan bercak-bercak merah bekas cupang di tubuhnya.
Kota Atlas yang katanya religius ini, bagi dia, surga bagi kebebasannya. Tak ada yang aruh-aruh apalagi mengecamnya. Alih-alih, dosennya sendiri kemudian menjadikannya sebagai istri simpanan.
Ceritanya, karena sering mbolos dan pikirannya tak konsentrasi studi, nilai kuliahnya jelek. Dosennya lalu minta dia menghadap. Dasar Jamila cantik dan ”mengundang”, dosennya yang laki-laki tak kuasa menahan syahwatnya melihat kemolekan tubuh mahasiswinya itu.
Seperti sama-sama kesetrum, Jamila senang saja dipegang tangannya oleh sang dosen. Lalu diajak makan bersama, pergi bersama dan..... tidur bersama. Sampai teman-temannya tahu Jamila selalu dapat nilai A untuk mata kuliah sang dosen tersebut, dia cuek saja jadi gundik.
”Enak. Dapat kepuasan sekaligus dapat nilai A. Juga dapat uang. Hehe,” katanya enteng. Entah apa yang terjadi jika Jamila lulus nanti. Ayah ibunya hanya berpikir anaknya jadi sarjana lalu menggantikan posisi mereka sebagai guru. (moi)
Labels
Romantika
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.