Germo Muda Aduhai Hasilnya
Jadi anak orang berkecukupan, punya otak cerdas dan studi di kampus swasta bonafid, belum tentu menghasilkan prestasi. Punya wajah cantik, kulit putih dan bodi aduhai, belum tentu menunjang haga diri. Salah-salah, semua itu jadi sumber keburukan dan kehinaan.
Karena terbiasa dimanja dan dipuja, Vetta (22) nama samaran, hanya kenal kesenangan. Pergaulannya serba glamour, dunianya serba gemerlap. Ayahnya yang PNS di posisi ”basah” dan ibunya yang punya salon, membuatnya akrab dengan aktivitas menghamburkan uang.
Uang bagi Vetta adalah segala-galanya. Dengan uang dia bisa menuruti semua keinginannya. Sebab itulah ketika awal jadi mahasiswi dia diajak temannya kursus model, senang hati disetujui. Dengan modal kecantikannya yang nyaris sempurna, ditambah keberaniannya membuka-buka aurat, menjadikannya sering memenangi kejuaraan. Bahkan level nasional.
Ia akui, di dunia model, uang dan seks hampir tiada pembatas. Merasa harus selalu berpenampilan seksi, berdandan dengan kosmetik mahal --sekali lagi dengan dalih perlu uang-- Vetta mengikuti “tradisi” teman-temannya, menjual diri. Sekalian ”memanfaatkan” kulit mulusnya yang biasa dijilati lampu kamera, ia sediakan setiap inci tubuhnya dinikmati pria.
Lewat agensinya maupun kontak langsung, dia biasa melayani bos-bos dan kaum priyayi di Semarang ini. Juga pejabat pusat yang datang ke Semarang. Tarifnya tidak terlalu mahal untuk seorang ”ayam kampus”, hanya Rp 1,5 juta.
Kata para pelangannya, Vetta sangat jempol. Joss mak nyoz. Parasnya ayu, bodinya tinggi semampai, goyangannya aduhai.
Tentu saja kuliahnya keter. Dan ia cuek saja. Yang penting hepi. Kepintarannya dia pakai untuk mencari uang secara lebih mudah. Tanpa perlu capek-capek berkeringat, mahasiswa semester akhir ini beralih jadi ”penjual teman” alias jadi mucikari. Sekalian keluar dari agensinya dengan alasan menggarap skripsi, ia jalani profesi baru jadi germo.
Cukup bermodal handphone, ia jalankan bisnis syahwat gelap. Rekan-rekannya sesama model bispak senang dia bantu promosi. Tapi Vetta hanya mau bertemu pemesan secara langsung. Di hotel, cafe maupun mal. Ia bawa album foto katalog ”anak buahnya”. Jika cocok, ia tentukan tempat kencannya.
Kalaupun memesan lewat telepon, ia haruskan pemesan mengirim pulsa Rp 50 ribu terlebih dahulu. Dan harus mengirim password yang dia berikan kodenya. Demi keamanan, seminggu sekali Vetta ganti nomor HP.
Dalam sehari, germo muda ini sedikitnya bisa menyalurkan “ayam sayur” untuk “memijat” om-om senang atau pria hidung belang. Tarifnya sama dengannya dulu, Rp 1,5 juta. Dan Vetta mengambil komisi 30%.
Demikianlah Vetta. Jika ingin tahu skandal seks para tokoh penting di kota Atlas ini, dia pantas dihubungi. (moi).
Labels
Romantika
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.