Rudy Salam, Terenggut Judi
Rudy Salam |
Rudy Salam pernah gila judi. Biar menang, ia tak segan-segan pergi ke dukun. Tapi, masa depan keluarganya akhirnya membuatnya sadar. Sekuat tenaga, dia berusaha menghentikan kehidupan kelamnya. Rudy lalu berubah. Kepribadiannya sekarang amat jauh berbeda dibanding yang dulu.
Selama berjudi, terkadang ia sadar sedang melakukan hal yang sia-sia. “Kalau sedang sadar, aku sering merenung. Merasa tak berguna, menelantarkan istri dan anak-anaknya,” tutur pria kelahiran Salatiga, 3 Desember 1948 ini.
Ia pernah bilang pada Marina, istrinya, bahwa ia suami yang gagal. Soalnya, ia tak bisa mengatur uang dan menyayangi keluarga. Istrinya itu sering terenyuh mendengar pengakuan Rudy. “Tapi, kalau aku sedang kumat, ya, semua ucapanku itu seperti angin lalu,” cetusnya.
Rudy malah getol cari dukun biar nomor yang ia beli bisa menang. Tak cuma di Jakarta, tapi sampai Puncak, Banten dan Purwakarta. “Capek memang, apalagi tak jarang dukun yang kudatangi rumahnya susah dicari,” ucapnya.
Apa saja syarat yang diminta dukun, ia penuhi. “Kalau dipikir-pikir, sebenarnya konyol juga. Soalnya, sering kali uang untuk beli syarat dukun, kudapat dari ngutang. Tapi, aku mana peduli. Dalam bayanganku, dari hasil ramalan, aku bisa menang uang banyak, sehingga bisa bayar utang dan foya-foya,” paparnya.
Setelah ke dukun berkali-kali tapi jarang menang, ia mulai sadar. Uang yang kudapat dari hasil kerja kerasnya main film dan sinetron, terbuang tak berbekas di meja judi. Sampai ia meninggalkan dunia film dan beralih ke sinetron, ia memang masih tetap berjudi.
“Hal lain yang bikin sadar, masa depan keluargaku. Anak-anak waktu itu sudah beranjak besar. Kupikir, kalau aku terus begini, mereka akan malu punya ayah sepertiku. Aku jadi ngeri. Aku juga sadar karena selama ini Tuhan begitu baik, pekerjaan aku selalu punya, uang juga ada, seandainya aku tak menghamburkannya,” ucapnya.
Rudy sampai menangis menyadari hidup dan keluarganya ia sia-siakan begitu saja sekian belas tahun. Sekitar 13 tahun lalu, akhirnya ia bertekad meninggalkan judi.
“Aku tahu, kalau enggak berasal dari diri sendiri, sulit seorang penjudi bisa sadar dan ingin berhenti. Aku lalu menekuni pekerjaanku dengan sungguh-sungguh,” tuturnya. (rif)
Selama berjudi, terkadang ia sadar sedang melakukan hal yang sia-sia. “Kalau sedang sadar, aku sering merenung. Merasa tak berguna, menelantarkan istri dan anak-anaknya,” tutur pria kelahiran Salatiga, 3 Desember 1948 ini.
Ia pernah bilang pada Marina, istrinya, bahwa ia suami yang gagal. Soalnya, ia tak bisa mengatur uang dan menyayangi keluarga. Istrinya itu sering terenyuh mendengar pengakuan Rudy. “Tapi, kalau aku sedang kumat, ya, semua ucapanku itu seperti angin lalu,” cetusnya.
Rudy malah getol cari dukun biar nomor yang ia beli bisa menang. Tak cuma di Jakarta, tapi sampai Puncak, Banten dan Purwakarta. “Capek memang, apalagi tak jarang dukun yang kudatangi rumahnya susah dicari,” ucapnya.
Apa saja syarat yang diminta dukun, ia penuhi. “Kalau dipikir-pikir, sebenarnya konyol juga. Soalnya, sering kali uang untuk beli syarat dukun, kudapat dari ngutang. Tapi, aku mana peduli. Dalam bayanganku, dari hasil ramalan, aku bisa menang uang banyak, sehingga bisa bayar utang dan foya-foya,” paparnya.
Setelah ke dukun berkali-kali tapi jarang menang, ia mulai sadar. Uang yang kudapat dari hasil kerja kerasnya main film dan sinetron, terbuang tak berbekas di meja judi. Sampai ia meninggalkan dunia film dan beralih ke sinetron, ia memang masih tetap berjudi.
“Hal lain yang bikin sadar, masa depan keluargaku. Anak-anak waktu itu sudah beranjak besar. Kupikir, kalau aku terus begini, mereka akan malu punya ayah sepertiku. Aku jadi ngeri. Aku juga sadar karena selama ini Tuhan begitu baik, pekerjaan aku selalu punya, uang juga ada, seandainya aku tak menghamburkannya,” ucapnya.
Rudy sampai menangis menyadari hidup dan keluarganya ia sia-siakan begitu saja sekian belas tahun. Sekitar 13 tahun lalu, akhirnya ia bertekad meninggalkan judi.
“Aku tahu, kalau enggak berasal dari diri sendiri, sulit seorang penjudi bisa sadar dan ingin berhenti. Aku lalu menekuni pekerjaanku dengan sungguh-sungguh,” tuturnya. (rif)
Labels
Wonge Dhewe
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.