Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Kepergok, Blandong Bacok Polisi Hutan


KORBAN BLANDONG: Sutadi (36) anggota polisi teritorial (polter) dirawat di RS Yakkum Purwodadi karena menjadi korban pembacokan kawanan pencuri kayu. (SM/DHEKY KENEDI-JBSM)


GROBOGAN-Ulah kawanan blandong (pencuri kayu) kian membuat miris. Mereka tak segan-segan bertindak nekat jika kepergok. Seperti dialami Sutadi (36),  anggota Polisi Teritorial (Polter) Perhutani Grobogan. Dia terpaksa dirawat di rumas sakit Yakkum Purwodadi akibat dianiaya segerombolan blandong menggunakan senjata tajam jenis bendho. Sutadi menderita luka di bagian kening, kepala belakang, dan lengan kanan.

Penganiayaan terjadi di hutan RPH Lengkong, BKPH Karangrayung, KPH Telawah, Sabtu (2/6) malam. Kejadian bermula ketika Sutadi mendengar suara seperti pohon roboh di petak 128B yang berjarak sekitar 200 meter dari pos penjagaan. Bersama rekannya, Teguh Sunarso (36), Sutadi yang warga Desa Ketro, Kecamatan Karangrayung itu berbegas menuju asal suara melalui jalan setapak di belakang pos jaga. 

“Baru berjalan sekitar 100 meter, kami bertemu rombongan pencuri berjumlah sekitar 20-an orang yang sedang memanggul kayu jati enam potong berukuran 2,5 - 3 meteran. Spontan, saya memukul tangan orang yang berjalan paling depan yang sedang memegang gergaji, untuk mencegahnya melawan,” kata Sutadi didampingi Komandan Regu (Danru) Polter RPH Lengkong, Sugiyo, di ruang Markisa nomor 202 RS Yakkum Purwodadi, kemarin. 

Para blandong bukannya ciut nyali. Mereka malah melawan membabi buta menggunakan bendho. Sutadi dan rekannya yang hanya bersenjata tongkat dan ranting pohon jati, jelas bulan lawan pulujan blandong yang membawa gergaji dan senjata tajam. Mereka pun menjadi bulan-bulanan. “Kami dibacok secara membabi buta menggunakan bendho. 

'Pak Teguh (rekan korban) juga bermaksud menangkap si pembacok, namun kewalahan karena dengan kondisi tangan kosong. Melihat kami tetap berani meskipun bersimbah darah, akhirnya para pelaku lari,” cerita Sutadi.

Melihat Sutadi berlumuran darah, Teguh menghubungi Mantri dan Asper. Sutadi sudah bekerja selama 14 tahun di Perhutani, namun masih berstatus karyawan harian.

Mendengar laporan adanya penyerangan terhadap seorang polter, satu regu polter kemudian menjemput Sutadi dan membawanya ke rumah sakit. Sementara itu, para pencuri kayu meninggalkan barang bukti berupa enam batang kayu hasil curian, satu gergaji kayu, dan sebuah sepatu. 

“Korban sudah bertugas menjaga tujuh petak hutan seluas sekitar 200 hektare. Kami penjaga hutan tidak dipersenjatai dengan senjata api. Senjata kami dalam bertugas ya paling patahan ranting pohon. Padahal risiko kami di hutan taruhannya nyawa, mengingat para blandhong selalu membawa kapak dan golok,'' kata Danru Sugiyo. (K11-JBSM/16) 

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous