Soal Tol, TMJ Harus Jujur
GEDUNG BERLIAN–PT Trans Marga Jateng (TMJ) bersikukuh bahwa jembatan tol di Susukan dan Penggaron masih aman untuk dilalui. Tetapi kalangan dewan sejauh ini masih meragukannya. Kasus keretakan di ruas Semarang-Ungaran jadi pemicunya.
KALANGAN dewan masih menyoroti soal sikap pelaksana proyek pembangunan jalan tol, PT Trans Marga Jateng (TMJ), dalam menyikapi keretakan ruas Semarang-Ungaran. DPRD menilai TMJ harus dapat mengutamakan kejujuran dalam pemberian laporan kondisi fisik tol.
KALANGAN dewan masih menyoroti soal sikap pelaksana proyek pembangunan jalan tol, PT Trans Marga Jateng (TMJ), dalam menyikapi keretakan ruas Semarang-Ungaran. DPRD menilai TMJ harus dapat mengutamakan kejujuran dalam pemberian laporan kondisi fisik tol.
Penilaian itu disampaikan oleh anggota Fraksi PKS DPRD Jateng, Hadi Santoso, kemarin. Ia mengatakan, sikap jujur TMJ itu sangat diperlukan, karena baik buruknya kondisi jalan tol sedikit banyak dapat memengaruhi faktor keselamatan bagi pengguna jalan.
“Kata kuncinya, tetap kejujuran atas semua kondisi yang terjadi di sana. Sebab, kalau tidak jujur, nanti yang dirugikan masyarakat umum sebagai pengguna jalan. Selama ini, TMJ selalu melaporkan bahwa jalan tol aman untuk dilalui. Hal itu harus dapat diiringi dengan laporan berkala secara transparan kondisi ruas jalan yang retak atau soal jembatan tol,” kata anggota Komisi D DPRD Jateng itu.
Ia juga mengatakan, sikap jujur dalam pelaporan kondisi itu harus sesuai dengan hasil rekomendasi dari para ahli. Ia sendiri mendukung soal pemasangan alat inclinometer yang mampu mengukur kedalaman fondasi sehingga dapat mengetahui setiap pergerakan yang ada.
“Kalau memang aman, ya tetap harus diwaspadai. Kalau perlu, tetap memperhatikan rekomendasi dari para ahli. Sebagai contoh, setiap bulannya dapat dilaporkan apapun kondisinya. Saya menilai pemasangan inclinometer itu sudah baik karena bisa mengetahui pergerakan secara mikro,” jelasnya lagi.
Soal letak pembangunan ruas tol Semarang-Ungaran, ia mengungkapkan, sebenarnya posisi pembangunannya tidak sesuai analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). “Sebenarnya dulu saat awal perencanaan, Amdalnya itu melewati perumahan estetika. Namun dalam perkembangannya, akhirnya digeser. Padahal, lokasi yang sekarang kan tanahnya labil,” ungkapnya.
Saran yang diberikan Hadi tersebut untuk menanggapi pernyataan dari pihak TMJ soal kondisi aman di ruas Semarang-Ungaran. Dalam rilis yang diterima Harsem, Rabu (13/6) lalu, TMJ menyatakan dua jembatan tol di daerah Susukan dan Penggaron Kabupaten Semarang masih aman untuk dilalui.
“Sampai sekarang tidak menunjukkan adanya pergerakan. Dengan demikian konstruksi Jembatan Tol Susukan sangat-sangat aman, layak konstruksi dan layak dioperasikan.
Sementara untuk Jembatan Tol Penggaron, berdasarkan data pembacaan alat pantau pergerakan tanah (inclinometer), sampai saat ini tidak menunjukkan adanya pergerakan tanah.
Hal itu dapat terlihat dari pengukuran koordinat bangunan atas jembatan (upper structure) yang juga tidak mengalami perubahan koordinat,” jelas Direktur Teknik & Operasi TMJ Ari Nugroho.(ano/12)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.