Pemugaran Candi Dukuh, Diduga 4 Lempeng Emas Dicuri

 CANDI DUKUH: Lokasi penemuan lempeng emas peninggalan zaman Hindu di Candi Dukuh di Desa Rawa Boni, Kecamatan Banyubiru (HARSEM/NINO ADISUMARTO)

UNGARAN- Lima lempengan emas dan sebuah kotak batu, kemarin ditemukan Tim Arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Prambanan, saat memugar Candi Dukuh, di Desa Rawa Boni, Banyubiru.

Untuk keperluan penelitian, saat ini benda peninggalan zaman Hindu tersebut dibawa oleh tim arkeolog ke kantor BP3 Prambanan. Akibat penemuan tersebut, untuk sementara proses pemugaran dihentikan, karena masih mencari bahan pengganti batu yang hilang.  

Kasi Pelestarian BP3 Prambanan Gutomo saat dikonfirmasi mengatakan, benda penemuan tersebut berbentuk pripihan berisi lima lempengan emas. Gutomo memperkirakan masih terdapat empat lempengan emas lainnya yang hilang dicuri. "Hampir seluruh candi peninggalan zaman Hindu dan Budha memiliki pripihan, yang berbentuk sebuah kotak penyimpanan benda persembahan," terang Gutomo.

Dijelaskan, pripihan umumnya diletakkan di bawah lantai dasar candi. Dan lempeng emas  perwujudan pengharapan spiritual dan magis. "Biasanya berjumlah sembilan, tapi yang kami temukan di candi ini hanya lima. Kemungkinan yang empat lempeng lainnya sudah ada yang mengambil. Saat ini kami masih meneliti berat dan kadar emasnya,” ujar Gutomo.  

Gutomo menambahkan, pemugaran Candi Dukuh menelan biaya Rp 175 juta dari APBD Provinsi Jateng. Yang melibatkan seorang arkeolog dan sejumlah ahli teknik sipil. Dan dijadualkan akan berlangsung selama tiga bulan.     

Sugino (34) warga sekitar Candi Dukuh mengatakan, kotak batu yang berisi lempengan emas ditemukan oleh 12 pekerja pemugaran pada Sabtu (30/6) lalu. Yakni, saat melakukan penggalian di sekitar lantai dasar Candi. "Saya lihat bentuknya kotak, tipis dan lonjong, dengan ukuran berbeda-beda," tuturnya. (ino/15)

Newer Post Older Post