Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Wedang Ronde Salatiga, Konsumen Didominasi Pendatang


 PENGHANGAT TUBUH: Seorang penjual wedang ronde sedang meracik minuman penghangat tubuh itu (HARSEM/HERU SANTOSO) 



SALATIGA - Menyusuri dinginnya malam di Kota Salatiga akan selalu ingat dengan minuman yang dapat menghangatkan tubuh, yaitu Wedang Ronde. Minuman ini banyak ditemukan di kawasan Jenderal Sudirman dan paling banyak berada di daerah daerah Hotel Le Beringin, Salatiga. 

Dewi (26), salah seorang penjual wedang ronde di depan Hotel Le Beringin mengatakan, para penikmat wedang ronde di Salatiga itu lebih banyak didominasi para pendatang. Entah itu orang-orang yang melintas Salatiga atau tamu-tamu yang sedang ada keperluan di Salatiga. Pasalnya, untuk penjualan wedang ronde di Salatiga sekarang ini telah banyak yang menjajakannya keluar masuk kampung.

“Untuk penjual wedang ronde di komplek Hotel Le Beringin ini, para konsumennya didominasi para pendatang atau tamu-tamu hotel di Salatiga,” jelas Dewi ketika ditemui Harsem, belum lama ini.

Minuman yang disajikan dengan air panas dan campuran lainnya, seperti jahe, kolang-kaling, agar-agar, kacang, dan ronde (bulatan tepung ketan diisi enten-enten) ini, merupakan minuman atau wedang khas Salatiga. 

Ditambahkan Dewi, para penjual wedang ronde di Salatiga rata-rata membuka usahanya itu mulai pukul 15.00 sampai 24.00. Bahkan, ada beberapa yang menjual wedang ronde itu hingga memasuki subuh. Untuk harga per mangkoknya, dipatok Rp 4.000. Harga per mangkok ini, hampir sama diantara para penjual wedang ronde di kawasan Jenderal Sudirman.

Hal senada diungkapkan Sulasmin (55), penjual wedang ronde yang lain. Dikatakan, dirinya mengaku tetap mempertahankan tempatnya berjualannya dengan angkringan, walaupun banyak yang menyebutnya sudah ketinggalan. Hal ini sengaja dilakukan agar mempunyai perbedaan dengan lainnya dan merupakan ciri khas penjual wedang ronde di Kota Salatiga. 

Baik Dewi maupun Sulasmin mengaku dalam seharinya dapat meraup pendapatan antara Rp 75.000 hingga Rp 200.000, ini untuk hari-hari biasa. Namun, untuk malam Minggu atau hari libur dapat lebih dari itu. 

Dari berjualan wedang ronde ini, untuk Dewi dapat membantu suaminya yang hanya sopir angkutan umum serta menyekolahkan anak. Begitu pula dengan Sulasmin, yang baru dua tahun ini berjualan, ternyata pendapatannya dapat untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dengan dua anak.

“Rencana saya setelah Lebaran akan membuat satu angkring lagi untuk jualan di daerah Lapangan Pancasila. Saya nanti akan mencari orang yang siap menjual wedang ronde ini. Dari sini, saya yakin pendapatan akan dapat bertambah dan membantu menyediakan lapangan kerja, walaupun hanya kecil-kecilan,” tandas Sulasmin. (hes/15) 

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous