Melongok Keceriaan di Panti Wreda
BERGEMBIRA: Sejumlah lansia tengah bercengkrama di panti wreda, Selasa (21/8). (HARSEM/MAULANA M FAHMI-JBSM) |
DARI pelataran sebuah rumah di Jalan Dr Ismangil 16 Semarang, Selasa (21/8), kemudian memasuki ruang tamunya ada beberapa keluarga yang tengah berkumpul dan mengobrol satu sama lain. Mereka tampak akrab seperti sudah lama tak bersua.
Ya, salah satu keluarga itu adalah ayah dan anak, Samsuri (66) dan Widowati (43). Perempuan yang datang bersama suami dan anaknya itu tengah menjenguk sang ayah yang tinggal di Panti Wreda Rindang Asih II.
Pensiunan supir itu sudah 3 tahun tinggal di tempat penitipan bagi warga lanjut usia tersebut. Samsuri mengaku, dirinya lebih nyaman dan senang tinggal di panti jompo daripada kesepian sendiri di rumah saat anak-anaknya sudah berkeluarga dan bekerja.
“Senang, di sini banyak teman daripada kesepian di rumah. Apalagi, banyak kegiatan di tempat ini dan dilakukan dengan teman-teman sebaya, seperti senam, periksa kesehatan rutin ke dokter, dan lainnya,” ungkap lelaki yang memakai baju kotak-kotak coklat itu.
Menurut Widowati, warga Jalan Sisingamangaraja Semarang itu, tinggal di panti wreda merupakan keinginan ayahnya sendiri. Tidak ada maksud dari dirinya dan saudara lainnya untuk mengirim ayahnya tinggal di tempat penampungan itu.
“Semua keinginan ayah sendiri, beliau mendaftarkan diri melalui gereja untuk tinggal di sini,” tuturnya yang tidak hanya menengok sang ayah pada saat Lebaran tapi juga tiap sebulan sekali.
Berbeda kisah dengan Samsuri yang masih bisa bertemu dengan sanak saudaranya, Indratno (66) harus menelan nelangsa karena pada lebaran kali ini tidak bisa merayakan bersama keluarga. Lelaki tua asal Surabaya yang baru empat bulan tingga di panti itu terpisah dari anak-anaknya yang hingga kini terus dicarinya.
Awalnya, ayah tiga anak itu datang di Semarang untuk menemui si sulung dan si tengah yang bekerja di kota Lumpia ini. Namun saat tiba di kos anaknya, ternyata mereka sudah pindah dan dirinya tidak mengetahui nomor kontak yang bisa dihubungi. Akhirnya, Pak No, begitu panggilan akrabnya diantar seseorang ke gereja dan disarankan oleh Romo untuk tinggal di panti wreda daripada tersesat.
“Saya mau balik ke Surabaya lagi tidak punya ongkos. Hingga saat ini pun saya tidak tahu keberadaan anak-anak karena tidak punya kontak mereka. Padahal tekad saya untuk bisa berkumpul dengan anak-anak masih ada hingga sekarang,” ungkap pria berkacamata yang sudah ditinggal meninggal istrinya 15 tahun lalu itu.
Cacat Ganda
Suasana lain terlihat di Panti Asuhan Cacat Ganda Bhakti Asih Jalan Dr Ismangil 16 Semarang. Raut wajah puluhan anak-anak panti penderita cacat ganda yang tinggal di penitipan tersebut berubah ceria ketika sejumlah pemuda dari Seminari Tinggi St Paulus Kentungan Yogyakarta datang. Para pemuda itu tidak asing, karena sebelumnya calon frater itu pernah singgah di panti untuk mengabdi.
Sebanyak 29 anak penderita cacat ganda, hydrocepalus, gangguan saraf mata, dan down syndrome tinggal di panti itu. Mereka diasuh oleh beberapa perawat yang setia melayani, dari menyuapi makan hingga mengganti pampers saat buang air.
Salah satu perawat, Cicilia mengaku, sudah menganggap penghuni panti asuhan seperti anaknya sendiri dan semuanya dilakukan dengan tulus. “Tidak ada dukanya kerja di sini, semua suka dan senang saat mengurus mereka,” ungkapnya yang tengah menyuapi salah satu anak panti.
Jika Lebaran seperti ini, tidak semua anak panti dikunjungi sebab mereka berasal dari keluarga tidak mampu. Adapun juga beberapa karena orang tua mereka kangen dengan anaknya yang tinggal di panti.
“Seperti Novi (13) dan Maya (25) yang beberapa waktu lalu di bawa pulang orang tuanya karena ingin berkumpul saat Lebaran. Dan Jumiati (13) penderita hydrocepalus yang dikunjungi ayahnya dari Grobogan,” kata Cicilia yang sudah 15 tahun mengabdi di panti itu. (Anggun Puspita-JBSM/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.