Padat, Jembatan Kalipancur Gunakan Sistem Buka Tutup
SEMARANG - Sejak difungsikannya jembatan bailey yang dibangun di sebelah barat jembatan lama Kalipancur Sabtu (4/8), warga di wilayah Manyaran dan Gunungpati yang menggunakan motor ataupun mobil tidak perlu lagi memutar melalui Jalan Dewi Sartika atau lewat Jalan Untung Surapati melalui TP Jatibarang, dan Mijen.
Meskipun begitu, warga atau pengguna jalan yang melintas harus sabar bergantian melintasi jembatan tersebut lantaran arus lalu lintas diberlakukan sistem buka tutup untuk menghindari terjadinya kemacetan.
Dari pantauan, warga sekitar Jembatan Kalipancur dari dua wilayah tersebut saling bekerja sama dalam mengatur arus lalu lintas kendaraan yang melintas dengan sistem buka tutup.
''Pada hari biasa, arus lalu lintas di sini mulai padat sekitar pukul 06.30- 08.00. Sedangkan pada hari Minggu mulai padat sekitar pukul 09.00-15.00,'' kata Harkoro (56), warga Kalipancur yang membantu mengatur arus lalu lintas di Jembatan Kalipancur, Minggu (26/8).
Diungkapkannya, pengaturan arus lalu lintas di wilayah tersebut dilakukan sendiri oleh warga secara bergantian dan terbagi dalam tiga shift. Untuk shift pertama ada tiga orang warga dan dimulai pukul 05.00-14.00. Sedangkan shift kedua dan ketiga dimulai pukul 14.00- 18.00 oleh empat orang warga dan pukul 18.00-22.00 oleh enam orang warga.
Dari pantauan, warga sekitar Jembatan Kalipancur dari dua wilayah tersebut saling bekerja sama dalam mengatur arus lalu lintas kendaraan yang melintas dengan sistem buka tutup.
''Pada hari biasa, arus lalu lintas di sini mulai padat sekitar pukul 06.30- 08.00. Sedangkan pada hari Minggu mulai padat sekitar pukul 09.00-15.00,'' kata Harkoro (56), warga Kalipancur yang membantu mengatur arus lalu lintas di Jembatan Kalipancur, Minggu (26/8).
Diungkapkannya, pengaturan arus lalu lintas di wilayah tersebut dilakukan sendiri oleh warga secara bergantian dan terbagi dalam tiga shift. Untuk shift pertama ada tiga orang warga dan dimulai pukul 05.00-14.00. Sedangkan shift kedua dan ketiga dimulai pukul 14.00- 18.00 oleh empat orang warga dan pukul 18.00-22.00 oleh enam orang warga.
''Warga yang mengatur arus lalu lintas di malam hari lebih banyak karena di tempat ini masih minim penerangan,'' kata Harkoro yang sedang bertugas bersama tetangganya, Rohmad (35).
Untuk mengantisipasi adanya pengguna jalan yang ngeblong, lanjut Harkoro, pihaknya terkadang harus tegas. ''Tidak boleh ada yang ngeblong supaya tidak macet,'' katanya.
Kepala Dinas Bina Marga Nugroho Joko sebelumnya mengatakan bahwa jembatan darurat yang dipasang difungsikan untuk mempermudah warga supaya tidak lagi memutar.
''Setelah Jembatan Kalipancur dikerjakan, dua jembatan lain di Tinjomoyo dan Tugu Suharto segera menyusul. Konstruksi Jembatan Tinjomoyo dan Tugu Suharto berbeda dengan Kalipancur. Kedua jembatan itu akan menggunakan penyangga di bagian tengah, sedangkan Kalipancur tidak karena menyesuaikan kondisi lapangan,'' kata Nugroho Joko.
Menurut Nugroho, pembangunan ketiga jembatan tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun ini. Ketiga jembatan itu sendiri dibangun dengan menggunakan dana APBD Kota Semarang yakni Rp 7,8 miliar untuk Jembatan Kalipancur, sementara Jembatan Tugu Suharto dan Tinjomoyo masing-masing menelan dana Rp 3,3 miliar dan Rp 4,1 miliar,'' pungkasnya. (J12, H35-JBSM/12)
Menurut Nugroho, pembangunan ketiga jembatan tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun ini. Ketiga jembatan itu sendiri dibangun dengan menggunakan dana APBD Kota Semarang yakni Rp 7,8 miliar untuk Jembatan Kalipancur, sementara Jembatan Tugu Suharto dan Tinjomoyo masing-masing menelan dana Rp 3,3 miliar dan Rp 4,1 miliar,'' pungkasnya. (J12, H35-JBSM/12)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.