Penjualan Oleh-Oleh Naik Tajam
![]() |
(harsem/dok) |
SEMARANG – Pedagang oleh-oleh di Semarang mulai menambah stok makanan khas Semarang hingga tiga kali lipat untuk mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang Lebaran. Puncak kenaikkan konsumen biasanya terjadi pada tiga gari sebelum Lebaran.
Nanda Djoenaedy, pemilik pusat oleh-oleh Istana Brillian mengatakan mulai pekan ini pihaknya telah menambah stok makanan khas Semarang, untuk mengantisipasi telah di, peningkatan jumlah pengunjung akan mulai terlihat pada H-3, dan akan mencapai puncaknya pada H-1. Sehingga mulai minggu ini pihaknya sudah mulai menambah stok dua kali lipat dari hari biasa.
"Omzet juga naik dua kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya," kata Nanda saat ditemui di gerainya di Simpang Lima, kemarin.
Selain membeli kue mandarin khas Istana Brillian, pemudik biasanya juga membeli makanan khas Kota Semarang seperti bandeng presto, ayam tulang lunak, wingko babat, dan kue mochi. Pembeli biasanya berasal dari Jakarta, Bandung, Medan, dan Jambi.
"Semarang biasa digunakan sebagai kota transit untuk para pemudik. Selain membeli oleh-oleh untuk keluarga, mereka juga gunakan untuk bekal selama perjalanan. Pada H+3, pembeli juga masih banyak yang datang," ujarnya.
Kue mandarin khas Istana Brillian, biasa dijual Rp 80.000 per kotak untuk rasa cokelat. Sedang untuk rasa keju Rp 88.000, almond dan kismis Rp 85.000, brauneo Rp 93.000, dan super cake roll Rp 45.000-Rp 48.500.
"Kenaikan harga telur ayam menjelang Lebaran sama sekali tak berpengaruh karena kami menggunakan telur ayam kampung. Jadi harga masih tetap," tuturnya.
Selain di pusat oleh-oleh Istana Brillian, beberapa gerai lumpia Mataram juga banjir pesanan. Salah satunya Lunpia Mataram milik Arif Sutopo yang mulai menyiapkan stok bahan baku sejak dua minggu sebelum Lebaran.
Jika biasanya dalam sehari dia menyiapkan 50 kilogram rebung, kini Arif menambah hingga 150 kilogram. Kulit lumpia biasanya 500 lembar menjadi 1.500 lembar, serta telur 10 kilogram menjadi 30 kilogram.
Sementara di Bandeng Duri Lunak dan Lunpia Djoe, pengelola mulai menambah stok sejak tujuh hari menjelang Lebaran. Biasanya bandeng terjual rata-rata 100 kilogram per hari, kini sekitar 150 kilogram per hari.
Pemudik yang sudah familiar dengan Semarang biasanya membeli bandeng duri lunak, wingko babat, dan lumpia. "Nanti setelah Lebaran biasanya pengunjung lebih banyak lagi. Waktu arus balik, rata-rata pemudik pasti ingin membawa oleh-oleh," kata penanggung jawab toko, Kartini.(J8/jbsm/14)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.