BRT Koridor II Dioperasikan, Target Okupansi Kecil

RESMIKAN BRT: Plt Walikota Semarang Hendrar Prihadi  meresmikan BRT  (Bus Rapid Transit) koridor 2 jurusan Terboyo–Sisemut Ungaran, Senin (1/10). Untuk sementara hanya disediakan 10 bus. Foto:  (Harsem/Indra Prabawa)

PENGOPERASIAN BRT koridor II dengan rute Terminal Terboyo-Sisemut Ungaran, sudah dilakukan Senin (1/10). Pemerintah tak muluk-muluk, target okupansi yang diterapkan Dishubkominfo Kota Semarang pada BRT koridor II ini, tahap pertama hanya 5 hingga 8 penumpang setiap armadanya. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dishubkominfo Kota Semarang, Ednawan Haryono.

“Tarif yang diberlakukan untuk BRT koridor II sangat murah, sama seperti pada BRT Koridor I (Mangkang-Penggaron) yakni Rp 3.500 (penumpang umum) dan untuk pelajar Rp 2.000. Kami hanya menargetkan okupansi setiap armadanya sebesar 20% dari total kapasitas setiap bus yang mencapai 42 penumpang,” ujar Ednawan, usia acara peresmian BRT Koridor II di Balaikota, kemarin.

Tahap awal ini, pihaknya memprediksikan banyak kursi yang kosong. Pihaknya hanya menargetkan penumpang sebanyak 5 hingga 8 orang saja setiap busnya. “Seperti pada BRT Koridor I yang pada awalnya jumlah keterisian penumpang juga masih 23%.  Tapi setelah satu tahun tiga bulan melonjak menjadi 60% dari 83 penumpang, 33 seat yang berdiri 50,” tuturnya.

Untuk shelter BRT rute Terboyo-Sisemut Ungaran, lanjut Ednawan, disiapkan sebanyak 54 shelter yang terdiri dari shelter permanen dan portable. Sedangkan untuk BBM BRT Koridor II yang baru saja diluncurkan, dikatakan Ednawan, menggunakan BBM bersubsidi selama 15 bulan dan seluruh biaya operasional berasal dari APBD Kota Semarang.

“Untuk tahap awal menggunakan BBM bersubsidi karena BRT merupakan kendaaran umum dan bukan merupakan kendaraan dinas,” kata Ednawan.

    Ednawan berharap BRT dapat mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas. Apalagi dengan BRT, para pengusaha mengurangi jumlah kendaraan yang dioperasikan di jalur yang dilewati BRT. Satu armada BRT,  mengurangi tiga kendaraan sehingga dengan 20 BRT pada Koridor II akan mengurangi 60 kendaraan yang melintasi jalur terkait.

Sementara itu Direktur PT Trans-Semarang, Tutuk Kurniawan mengaku bersyukur pengoperasian BRT di Kota Semarang berlangsung lancar dan mendapat dukungan dari semua pihak. “Jumlah pengusaha yang tergabung dalam konsorsium ada enam pengusaha, dan BRT berusaha tidak merugikan pengusaha angkutan yang ada. Seluruh armada BRT Koridor II diupayakan oleh para pengusaha dan tidak mendapat bantuan dari Pemkot Semarang,” beber Tutuk.

Ditambahkan Kepala Badan Layanan umum (BLU) BRT Terminal Mangkang, Bambang Kuntarso, untuk tahap awal BRT kodridor II ini 10 bus yang dioperasikan. “Lima bus milik BLU dari BRT Trans-Semarang Koridor I, dan lima bus lainnya bus BRT milik Damri,” ujarnya.

Diakui Bambang, sepuluh bus yang sudah beroparasi masih difasilitasi oleh Pemkot Semarang, karena pemenang lelang masih menyiapkannya. “Tanggal 1 Oktober hingga 15 November 2012, bus yang dioperasikan adalah bus fasilitas dari Pemkot Semarang. Setelah 15 November, pemenang lelang sudah menyiapkan 20 bus,” kata Bambang seraya berharap BRT diminati oleh masyarakat Semarang.

    Sementara itu Plt Walikota Hendrar Prihadi berharap, BRT koridor II dapat menjadi alternatif transportasi massal yang nyaman, tepat waktu dan murah bagi warga Kota Semarang. “Serta dapat mengurai titik-titik kemacetan di kawasan Semarang bagian atas,” ujar Plt Walikota.

Sedangkan mengenai shelter yang dianggap masih kurang, Plt Walikota mengungkapkan akan menyesuaikan dengan permintaan masyarakat. “Untuk sementara kita berjalan dulu, nanti kedepan akan menyesuaikan dengan permintana masyarakat. Kita berharap moda transportasi massal ini bisa membantu masyarakat dan mampu mengurai kemacetan yang ada,” tandas Plt Walikota yang akrab disapa Hendi ini. (lif/12)

Newer Post Older Post