Dibangun dengan Investasi Rp 1,8 Miliar Sejak 2001, Pasar Tugurejo Mangkrak

(HARSEM/HERU SANTOSO)
MANGKRAK: Bangunan kios Pasar TugurejoTengaran kondisinya tidak terawat dan kumuh.

UNGARAN - Pasar Tugurejo di Karangbalong RT 01 RW 05, Desa Bener, Kecamatan Tengaran yang diresmikan tahun 2001 silam kondisinya semakin memprihatinkan. Banyak kios yang mangkrak. Dari jumlah kios 200 unit, hingga kini hanya terisi kurang lebih 30 pedagang.

Ny Suwati (50), salah satu pedagang mengatakan, awalnya pasar ini sangat ramai.

Tetapi, itu hanya berlangsung beberapa bulan. Kini semakin sepi karena banyak pedagang meninggalkan pasar yang dibangun investor PT Anom Sari, Jakarta. Hilangnya pedagang karena sepinya konsumen atau pembeli.

Para pedagang akhirnya banyak memilih berjualan di Pasar Raya Salatiga maupun Pasar Kembangsari, Tengaran. Pasalnya, kedua pasar itu ramai pembeli.

“Saya tetap berjualan di sini karena warga sekitar telah menjadi langganan tetap. Jika harus ikut menutup usaha di pasar ini, maka akan kesulitan sendiri. Karena saya tidak memiliki usaha lain. Pindah ke pasar lain jelas tidak mungkin karena akan menambah pengeluaran,” kata Ny Suwati, salah satu pedagang kelontong.

Sementara, pengurus Pasar Tugurejo, Sahbanul Hadi (60), mengatakan, pasar ini awalnya dibangun dengan investasi sebesar Rp 1,8 miliar. Lahan yang dipakai merupakan tanah bengkok desa. Nilai kontraknya selama 25 tahun.  Pihaknya berharap, walaupun dibangun dan dikelola swasta, Pemkab Semarang memberikan perhatiannya.

“Meski pasar dikelola pihak swasta, harapannya Pemkab Semarang memberi perhatian demi kelangsungan pasar,” tandas Sahbanul. (hes/16)

Newer Post Older Post