Masa Tanam Satu Mundur, Hasil Panen Diprediksi Buruk
HARSEM/SUKMAWIJAYA SIAPKAN LAHAN : Petani memburu waktu menyiapkan lahan untuk tanam padi. |
DEMAK- Hujan pertama di kota Demak beberapa hari ini cukup membuat ayem para petani, mereka berharap hujan selalu mengawal masa tanam padi di musim ini. Petani khawatir mundurnya masa tanam satu akan mempengaruhi produktifitas padi.
Beberapa pekan ini, banyak petani telah mempersiapkan sawahnya untuk menanam padi. Mereka berusaha memperbaiki saluran irigasi yang masuk ke sawah. Mempersiapkan lahan untuk tanam padi yang sebelumnya sudah digunakan untuk menanam palawija atau buah-buahan.
“Hujan kemarin cukup membuat tekstur tanah yang kering dan pecah-pecah mulai meliat, namun kami masih berharap hujan sering turun hingga sawah cepat pulih untuk menanam padi,” pinta Sumadi Ahmad (40), kemarin.
Petani asal Desa Bango, Kecamatan Demak ini, berharap hujan akan menambah elevasi air di waduk kedung ombo (WKO), sebab lahan pertaniannya sangat mengandalkan air dari saluran sungai-sungai yang bersumber dari WKO. Saluran tersebut diatur oleh cekdam Cabean yang berada di pinggir jalan pantura wilayah desa Cabean, Kecamatan Demak.
Terpisah, anggota Komisi B DPRD Demak, H Farodli mengatakan, bila MT I mundur atau mulai tanam di pertengahan bulan Oktober, kemungkinan panen akan terjadi pada bulan Desember atau Januari tahun depan. Namun kondisi itu justru berakibat pada kualitas hasil panen. Biasanya curah hujan pada bulan Desember-Januari sangat tinggi.
“Curah hujan tinggi akan mempengaruhi produksi bulir-bulir padi menjelang panen,” kata Farodli. Kondisi ini akan memicu persawahan irigasi teknis dan nonteknis (tadah hujan) panen bersama, sehingga menurunkan harga jual gabah.
Kerusakan gabah juga terpicu dari kurangnya sinar matahari, karena langit sering mendung atau turun hujan saat menjelang panen, hal ini akan membuat hasil gabah jelek. Apalagi hingga muncul banjir, jelas akan merusak tanaman padi, hingga puso.
Farodli memprediksi kecukupan air dari WKO hanya bertahan selama dua bulan. Setelah dua bulan persawahan tak bisa menerima gelontoran air dari WKO, bila saat itu tak ada hujan yang bisa menambah elevasi air di WKO kemungkinan hasil tanam padi banyak yang mati. (swi/15)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.