Tlogoweru Disiapkan Masuk Peta Wisata Jateng
Anggota tim kreatif destinasi Dinas Kebudayaan dan pariwisata Jateng, Yossiady Bambang singgih memberikan paparan dalam diskusi mewujudkan wisata inovasi di Desa Tlogoweru kemarin. |
DEMAK- Desa Tlogoweru, yang terkenal penangkaran burung hantunya, disiapkan masuk dalam peta wisata Provinsi Jateng.
Desa di Kecamatan Guntur itu dinilai layak dikunjungi wisatawan, karena sekaligus menawarkan keindahan panorama alam pedesaan dan segala pernak perniknya. Kemarin, persiapan menjadikan kawasan di wilayah perbatasan Demak-Grobogan itu masuk agenda kunjungan wisata Jateng, digodog di aula kantor Bappeda Kabupaten Demak.
Hadir pejabat Pemprov Jateng dan Pemkab Demak, juga anggota tim destinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng. Menurut anggota tim kreatif Dinbudpar Yossiady Bambang Singgih, Kabupaten Demak seakan terlewati ketika gelombang kunjungan wisatawan luar maupun mancanegara masuk Jawa Tengah.
“Padahal Kota Wali punya ragam peninggalan sejarah termasuk Masjid Agung Demak. Namun hingga saat ini belum bisa masuk dalam destinasi wisata Jateng,” ungkap Yossiady yang akrab disapa Bang Yoss kemarin.
Disebutkannya, keberadaan Desa Tlogoweru yang mulai tenar karena petaninya menangkarkan burung hantu, akan bisa menjadi ikon menarik bagi para pelancong. Tlogoweru juga harus bisa menjadi jujugan seperti sejumlah desa yang terlebih dulu menjadi tujuan wisata.
Fasilitas Komplet
Bang Yoss memberikan contoh salah satu desa di wilayah wisata Kopeng Kabupaten Semarang bahkan sudah go internasional karena penggarapannya yang serius. “Desa itu kemudian hari sekaligus dilengkapi fasilitas komplet untuk memandang enam gunung yang mengitari komplek tersebut. Serupa dengan itu kemenarikan penangkaran burung hantu di Tlogoweru akan menjadikan wisatawan betah berlama-lama di tempat itu,” ungkapnya. Dia sekaligus berharap disematkan istilah desa burung tyto menghindari kesan angker burung hantu. Kasi Pengembangan Produksi Pariwisata Dinbudpar Jateng Agus Satriyo mengemukakan supaya bisa lebih memperkenalkan Tlogoweru sebagai tujuan wisata butuh menggandeng agensi travel dan biro perjalanan.
Melalui mereka, keberadaan lokasi penangkaran burung hantu yang dinilai paling berhasil di Indonesia ini, akan semakin banyak diketahui orang. Tak disangkal keberadaan Tlogoweru sekaligus menjadi aset dalam menyongsong agenda Visit Jateng 2013.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Demak HM Ridwan mengemukakan dukungannya terhadap masuknya Tlogoweru dalam peta wisata Jateng. Pemkab bahkan akan mengalokasikan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) dari pemerintah pusat untuk membantu perkembangan lokasi itu.
Kebetulan, Tlogoweru masuk wilayah Kecamatan Guntur yang masyarakatnya sebagian bercocok tanam tembakau. Selebihnya dengan semakin banyak daerah kunjungan wisata di Demak harapannya pelancong betah berlama lama. Betahnya wisatawan di Kota Wali, akan berdampak menggeliatkan sektor perekonomian.
Kades Tlogoweru Sutejo mengakui desanya mulai kebanjiran tamu. Mereka berasal dari berbagai bahkan dari luar Jawa serta mancanegara. Kedatangannya untuk melihat secara dekat dan belajar langsung menangkarkan burung hantu. Tak hanya petani atau pemerhati lingkungan, tamu-tamu juga berasal dari akademisi perguruan tinggi. Sejumlah guru besar bahkan belajar secara langsung bagaimana proses perkembangbiakan Tyto Alba.
“Para professor itu ingin langsung melihat praktik di lapangan. Selain melengkapi banyak teori yang sudah ada mereka berkeinginan bisa menjawab pertanyaan jika ada mahasiswanya yang mengambil penelitian tentang burung hantu,” kata kades.
Hanya saja diakui akses menuju Tlogoweru masih cukup membingungkan wisatawan. Lebih lebih apabila pelancong datang berombongan membawa kendaraan besar. Akses masuk menuju Guntur tidak memungkinkan dilintasi kendaraan berat karena kapasitasnya merupakan jalan kabupaten. (H41/JBSM/15)
kalau saya mau nginep di desa Tlogoweru ada tidak ya tempat penginapannya? atau rumah yang disewakan gitu?
ReplyDelete