Arti Kehadiran Bayi di Teras Rumah
Lis memungut bayi itu, kemudian merawatnya. Tetapi, kelak di kemudian hari, Tuhan berkehendak lain.
Anto dan Lis adalah sepasang kekasih yang menikah sekitar pertengahan 2010. Setahun mereka berumahtangga, namun belum juga dikaruniai putra. Sudah banyak dokter mereka datangi, namun hasilnya nihil. Padahal menurut dokter mereka berdua normal.
Belum dikaruniai keturunan bukan hambatan bagi mereka untuk tetap saling menyayangi. Anto bekerja di sebuah perusahaan swasta di Semarang yang mengharuskannya bekerja lembur sampai hari gelap. Minimnya waktu pertemuan bukanlah halangan untuk tetap menjadi pasangan romantis.
Di suatu tempat di Kalimantan, ada seorang perempuan bernama Vira. Gadis ini sangat disayang kedua orang tuanya. Keluarga Vira sangat menjaga nama baik mereka, dan sebenarnyalah keberangkatan Vira untuk kuliah di Semarang adalah karena sebuah aib yang menimpa.
Sebelum kuliah di Semarang, Vira dihamili pacarnya, sehingga orangtuanya menyuruh Vira kuliah di yang jauh. Sudah beberapa bulan Vira kuliah di Semarang, hingga akhirnya kandungannya pun genap 9 bulan. Tekanan batin, Vira memutuskan membuang bayinya.
Bayi itu dia letakkan di halaman rumah seorang warga dengan harapan kelak si anak akan mendapatkan orangtua yang menyayanginya. Sambil mengintip dari kejauhan, Vira memperhatikan halaman rumah dimana dia menaruh bayinya tersebut.
Seperti biasa hari itu Lis menyelesaikan pekerjaan rumah sambil bersiap menunggu suaminya pulang. Sewaktu ke ruang tamu, Lis terkejut karena sayup-sayup mendengar suara tangis bayi. Lis berlari keluar rumah dan betapa terperanjatnya dia ketika menemukan bayi mungil terbungkus kain yang menangis di teras rumahnya.
Dengan perasaan campur aduk, Lis menggendong bayi tersebut, sambil berjalan mengelilingi rumahnya mencari si ibu bayi barangkali masih berada di sekitar situ.
"Aku menemukan bayi ini di teras rumah kita, Mas, sepertinya Tuhan mendengar doa-doa kita. Dia mengirimkan seorang bayi lucu untuk kita, Mas .. " ucap Lis dengan mata berkaca-kaca saking gembiranya pada Anto saat sang suami sudah pulang.
Sudah berjalan beberapa bulan sejak penemuan bayi di rumah Anto tersebut dan kini rumah mereka bertambah ramai oleh suara tangisan bayi. Anto dan Lis sangat gembira mendapatkan anak walaupun bukan anak kandung mereka sendiri. Setiap menunggu Anto pulang, kini Lis ditemani oleh anaknya yang sudah mulai tumbuh menjadi balita yang lucu.
Pada suatu hari Lis harus pulang dan menginap di kampungnya di Kendal, sebab di rumah orang tuanya sedang diadakan sebuah acara keluarga. Anto mengantar Lis dan anaknya pulang, namun dia sendiri harus balik Semarang karena pekerjaan Anto tidak bisa ditinggalkan.
Seharian itu ada yang aneh bagi Lis, karena ponselnya sama sekali tidak berbunyi. Biasanya Anto selalu menelepon dan mereka saling memberikan kabar.
Menjelang hari gelap dimana biasa Anto pulang kerja, Lis mendapat telepon dari adik Anto di Semarang. Telepon tersebut mengabarkan bahwa Anto baru saja mengalami kecelakaan. Sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sampai Anto menghembuskan nafas terakhirnya. Lis langsung terduduk dan jatuh pingsan.
Ada yang datang, juga ada yang pergi. Lis mendapat berkah berlimpah oleh kehadiran bayi, tetapi kebahagiaan lain yang ia rajut bersama sang suami pun terenggut. Tuhan bekerja dengan amat misterius … (Seperti dituturkan Listyorini, bukan nama sebenarnya, kepada Abdul Mughis)
Anto dan Lis adalah sepasang kekasih yang menikah sekitar pertengahan 2010. Setahun mereka berumahtangga, namun belum juga dikaruniai putra. Sudah banyak dokter mereka datangi, namun hasilnya nihil. Padahal menurut dokter mereka berdua normal.
Belum dikaruniai keturunan bukan hambatan bagi mereka untuk tetap saling menyayangi. Anto bekerja di sebuah perusahaan swasta di Semarang yang mengharuskannya bekerja lembur sampai hari gelap. Minimnya waktu pertemuan bukanlah halangan untuk tetap menjadi pasangan romantis.
Di suatu tempat di Kalimantan, ada seorang perempuan bernama Vira. Gadis ini sangat disayang kedua orang tuanya. Keluarga Vira sangat menjaga nama baik mereka, dan sebenarnyalah keberangkatan Vira untuk kuliah di Semarang adalah karena sebuah aib yang menimpa.
Sebelum kuliah di Semarang, Vira dihamili pacarnya, sehingga orangtuanya menyuruh Vira kuliah di yang jauh. Sudah beberapa bulan Vira kuliah di Semarang, hingga akhirnya kandungannya pun genap 9 bulan. Tekanan batin, Vira memutuskan membuang bayinya.
Bayi itu dia letakkan di halaman rumah seorang warga dengan harapan kelak si anak akan mendapatkan orangtua yang menyayanginya. Sambil mengintip dari kejauhan, Vira memperhatikan halaman rumah dimana dia menaruh bayinya tersebut.
Seperti biasa hari itu Lis menyelesaikan pekerjaan rumah sambil bersiap menunggu suaminya pulang. Sewaktu ke ruang tamu, Lis terkejut karena sayup-sayup mendengar suara tangis bayi. Lis berlari keluar rumah dan betapa terperanjatnya dia ketika menemukan bayi mungil terbungkus kain yang menangis di teras rumahnya.
Dengan perasaan campur aduk, Lis menggendong bayi tersebut, sambil berjalan mengelilingi rumahnya mencari si ibu bayi barangkali masih berada di sekitar situ.
"Aku menemukan bayi ini di teras rumah kita, Mas, sepertinya Tuhan mendengar doa-doa kita. Dia mengirimkan seorang bayi lucu untuk kita, Mas .. " ucap Lis dengan mata berkaca-kaca saking gembiranya pada Anto saat sang suami sudah pulang.
Sudah berjalan beberapa bulan sejak penemuan bayi di rumah Anto tersebut dan kini rumah mereka bertambah ramai oleh suara tangisan bayi. Anto dan Lis sangat gembira mendapatkan anak walaupun bukan anak kandung mereka sendiri. Setiap menunggu Anto pulang, kini Lis ditemani oleh anaknya yang sudah mulai tumbuh menjadi balita yang lucu.
Pada suatu hari Lis harus pulang dan menginap di kampungnya di Kendal, sebab di rumah orang tuanya sedang diadakan sebuah acara keluarga. Anto mengantar Lis dan anaknya pulang, namun dia sendiri harus balik Semarang karena pekerjaan Anto tidak bisa ditinggalkan.
Seharian itu ada yang aneh bagi Lis, karena ponselnya sama sekali tidak berbunyi. Biasanya Anto selalu menelepon dan mereka saling memberikan kabar.
Menjelang hari gelap dimana biasa Anto pulang kerja, Lis mendapat telepon dari adik Anto di Semarang. Telepon tersebut mengabarkan bahwa Anto baru saja mengalami kecelakaan. Sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sampai Anto menghembuskan nafas terakhirnya. Lis langsung terduduk dan jatuh pingsan.
Ada yang datang, juga ada yang pergi. Lis mendapat berkah berlimpah oleh kehadiran bayi, tetapi kebahagiaan lain yang ia rajut bersama sang suami pun terenggut. Tuhan bekerja dengan amat misterius … (Seperti dituturkan Listyorini, bukan nama sebenarnya, kepada Abdul Mughis)
Labels
Romantika
Have you evег cοnsideгed about adding а little bit moгe
ReplyDeletethan ϳust your articlеѕ? І mean, ωhat you say is valuаble
and all. But just іmagine if you added some great visuаls or
vіdeo clips to give your posts more, "pop"!
Your content is excellent but with pics аnd vіdeos, this wеbsite could undenіably bе one
οf the best іn its field. Εxсеllent
blog!
my web site :: seopressor version5
Νow I am гeadу to do mу breaκfast, аfter having my breakfast comіng again to read more nеws.
ReplyDeletemy blog post seopressor version5
My web site: seopressor version5
I feel that is among thе mоst important information foг me.
ReplyDeleteAnd i am happy studying your article. Ηowever wanna commentary on few
general iѕѕuеs, The web ѕite taste iѕ perfect, the artiсles is
truly nice : D. Good activitу, cheers
Αlsо vіsit my site picking a wedding gown