Anjal Terus Menjamur, Wajah Kota Tercoreng
Dinsospora Kota Semarang pernah mengadakan pelatihan keterampilan bagi anak jalanan. Ini salah satu solusi mengatasi keberadaan mereka. HARSEM/DOK/CUN CAHYA |
PEMBANGUNAN Kota Semarang yang dilaksanakan di tahun 2012 kemarin, dinilai masih kurang memperhatikan wajah kota. Ini terkait makin maraknya gelandangan dan anak jalanan (Anjal) yang berkeliaran di jalan protokol kota. Penilaian tersebut di sampaikan anggota komisi D DPRD Kota Semarang, Yanuar Muncar.
“2013 ini kita akan mengawali semuanya, kendati masih prihatin terkait wajah Kota Semarang karena di beberapa titik traffict light masih banyak sekali anak-anak jalanan yang minta-minta, bahkan di tengah kota pun masih banyak kami temui,” ujar Yanuar, kemarin.
Karena itu juga di tahun 2013, pihaknya sangat meminta pemerintah dalam hal ini Dinsos dan tindakan tegas dari Satpol PP selaku penegak perda, supaya lebih tegas lagi dalam hal menindak Anjal yang berkeliaran.
“Sehingga anak-anak ini bsia ditampung dan didata, karena memang mereka tidak semua berasal dari Kota Semarang. Usai didata jangan terus dilepaskan, harus ada soslusi menyeluruh, solusi yang menuntaskan agar mereka tidak kembali lagi ke jalan,” bebernya.
Jika mereka memiliki kelainan jiwa tentunya harus ditampung di balai sosial Among Jiwo, sehingga tidak dibiarkan berkeliaran di jalanan. Sedangkan untuk anak jalanan yang produktif dan belum punya pekerjaan tentu menjadi tugas pemerintah memberikan pekerjaan atau pelatihan keterampilan.
“Prinsip tentang penanganan kemiskinan adalah untuk menekan angka kemiskinan. Apalagi kita sudah memiliki tempat sebagai wadah bagi mereka, dan tugas pemerintah untuk memberikan lapangan pekerjaan kepada mereka yang berusia produktif agar ini bisa menekan angka kemiskinan,” lanjutnya.
Apalagi, dikatakan Yanuar, 2013 ini Kota Semarang sedang mempersiapkan diri sebagai kota universal coverage (jaminan kesehatan), ini harus dimulai dari komitmen antara SKPD terkait. Komisi D DPRD akan mengawal secara intens anggaran dan penyerapan anggaran yang digunakan untuk pilar-pilar yang tepenting, yaitu kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan. “Dari tahun ke tahun anggaran untuk ini semua termasuk anak jalanan selalu meningkat,” kata Yanuar tanpa merinci berapa anggaran pastinya.
Hanya saja, kata Yanuar, ada kendala, di mana ada kesamaan program antara Dinsosopora dan Satpol PP dalam hal operasional atau tindakan di lapangan. “Dinsosospora memiliki anggaran untuk tindakan operasional di lapangan, tapi nanti Satpol PP juga meminta kembali. Kami menginginkan supaya tidak ada double anggaran, jadi difokuskan mana saja yang melakukan tindakan lapangan, agar anggaran tidak tumpang tindih antara dua instansi tersebut,” bebernya.
Lanjut Yanuar, untuk penegakan Perda tentu dilakukan Satpol PP dan anggaran untuk pengentasan kemiskinan harus disampaikan oleh Dinsospora, Kesra, yang mana ini nantinya akan berkolaborasi, dan sesuai tupoksi masing-masing.
“2013 ini Komsi D akan melakukan perda inisitaif untuk penanganan Anjal, dan kami sudah membandingkan dengan Tangerang untuk persiapan. 2013 ini kita akan lakukan pembahasan di mana kita butuh masukan atau public hearing dengan LSM, akademisi, yang tujuannya jelas supaya anak jalanan ini tidak semakin marak di Kota Semarang. Nanti kami juga akan manggil beberapa dinas terkait seperti Dinsosopora, Disnakertrans, Satpol PP, untuk membahas ini,” tandasnya. (lif/sae)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.