Catatan Teguh AB Berebut Rekomendasi PDIP

PDI Perjuangan mengingatkan semua kadernya untuk siap ditugaskan di mana saja oleh partai, baik untuk menduduki jabatan di eksekutif, legislatif, atau struktural partai. Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto, di Jakarta, pernah menyatakan, kalaupun tugas partai itu termasuk penugasan untuk merenungkan seluruh perjalanan kepartaian yang sudah dilakukan untuk dijadikan sebagai bagian dari saripati perjuangan, maka semua kader harus siap menjalankannya.

Ujian yang paling berat adalah hasrat terhadap kekuasaan.” Bagi PDI Perjuangan, menjadi gubernur atau wagub merupakan penugasan partai, bukan karena ambisi orang per orang,” tegas Hasto.

Menurut Hasto, pimpinan partai berlambang banteng itu telah menyatakan bahwa setiap kader yang mendaftar sebagai calon kepala daerah di Jawa Tengah harus memegang prinsip untuk selalu siap menjalankan penugasan partai.

Dia menekankan bahwa Rustriningsih, sebagai orang yang lama berjuang, pasti sangat memahami prinsip partai. Beberapa bakal cagub memang bersaing memperebutkan rekomendasi dari PDI-P sebagai cagub dalam pilkada Jateng 2013. Selain Rustri, masih ada beberapa nama yang berpotensi mendapat tanda tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, di antaranya anggota DPR Ganjar Pranowo, Bupati Sumedang Don Murdono, dan Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Hadi Prabowo.

Ganjar Pranowo bahkan yakin kader internal yang akan mendapat rekomendasi, sehingga peluang Hadi Prabowo (HP) tertutup. Namun dalam politik semua serba mungkin. Termasuk kabar  HP yang bakal mendapat rekomendasi. Bahkan sejumlah ormas dan LSM di Jawa Tengah ikut mendukung HP agar meraih rekomendasi tersebut.

Kalau toh misalnya kader internal yang diusung, lantas kalah dalam pilgub, apa PDIP  tidak malu? Mengingat di Jateng, PDIP adalah pemegang kursi terbanyak di DPRD provinsi tersebut. Penunjukan Rieke Diah Pitaloka di pilgub Jabar sungguh mencemaskan. Oneng harus menghadapi kandidat yang dinilai lebih kuat, seperti Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf. 

Bila dalam pilgub DKI Jakarta, Prabowo Subianto menjadi king maker dengan mengawali melobi Jokowi menjadi cagub, sampai saat ini belum terlihat kiprahnya dalam “menyutradarai” pilgub Jateng. Justru bakal cagub Suwarno, yang berinisiatif mau menemui Prabowo.  Padahal Gerindra harus berkoalisi dengan parpol lain untuk mengajukan cagub. Tentu langkah yang dilakukan Suwarno itu kurang strategis. Namun akan jadi strategis, bila Prabowo mau dan mampu menyatukan koalisi partai menengah untuk mengajukan Suwarno sebagai cagub. Hanya saja, Prabowo tentu akan menimbang apakah layak mengusung  Suwarno?

Pertarungan selama ini baru berkisar antara PDIP dan Demokrat yang bisa mengajukan cagub sendiri. Kedua parpol ini sebenarnya kurang beruntung. Ketua PDIP Jateng sedang ditahan, sedang pamor Demokrat saat ini anjlok karena kasus korupsi yang dilakukan kader-kadernya. Sayangnya, parpol kelas menengah tak bisa memanfaatkan momentum yang ada, karena kekurangan kader berkualitas. Dari situ, kita bisa menyadari,  tokoh sekelas Jokowi, ternyata masih langka di Jawa Tengah. (*)    

Newer Post Older Post