Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Harga Cabe Melonjak, Petani Belum Untung

HARSEM/SUKMAWIJAYA-Panen cabe petani belum bisa meraih untung.
DEMAK-Masa tanam tahun ini harga cabe merah keriting mengalami peningkatan. Namun kenaikan harga panenan ini belum membawa keuntungan bagi petani. Kabarnya harga jual belum bisa menutup biaya produktivitas.

Baru-baru ini sebagian petani sudah memberlakukan tanam cabe merah keriting di luar musim. Bisa dikatakan kegiatan tersebut merupakan terobosan sebagai upaya dalam menyiasati fluktuasi harga panenan.

Namun terobosan ini masih dipandang coba-coba, dengan tehnologi tradisional petani berupaya menanam cabe sebelum masa tanam alami. Dengan mempersiapkan lahan tanam secara paksa tanpa memperhatikan kemungkinan OPT (organisasi pengganggu tanaman).

Petani Desa Kedungori Kecamatan Dempet, Sukirno(45) mengaku, tahun ini dirinya merugi. Kendati panenan cabe merah miliknya telah dibeli seharga Rp 8 ribu per kilogram. “Memang harga cabe naik dari Rp 7 ribu per kg menjadi Rp 8 ribu per kg,” ungkapnya.

Namun kenaikan harga ini urung membuat dirinya untung. Sebab harga jual tersebut belum seimbang dangan hasil produktivitas cabe. Per hektar tanam cabe merah keriting, lanjut Sukirno, membutuhkan modal Rp 20 juta. Dan hasil panenan tahun ini dirinya hanya memetik cabe 1 – 2 ton dalam satu hektar.

Dari data Dinas Pertanian (Dipertan) Demak, mulai Oktober 2012 luas tanam cabe merah keriting mencapai 717 hektar, tapi hanya 569 hektar wilayah tanam cabe yang bisa panen, meliputi persawahan wilayah Kecamatan Dempet, Wedung, Mijen dan Karanganyar.

Kepala Dipertan Demak H Wibowo melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan Wiwin Edi Widodo mengakui merosotnya produktivitas cabe menyeluruh di Demak. Walaupun harga cabe naik tapi petani masih merugi, karena hasil panen menurun.

Menurut Wiwin, turunnya hasil panen akibat upaya petani menanam cabe di luar musim, tanpa ada penelitian terhadap OPT yang ada. Dia menyarankan, masa tanam depan petani bisa menyesuaikan masa tanam dengan kondisi di daerah penghasil cabe lain, sehingga tak terjadi risiko seperti ini.

Terpisah, petani asal Desa Pasir Kecamatan Mijen, Suron (47) menepis anggapan menanam di luar musim berisiko tinggi. Sebenarnya bukan soal tanam di luar musim, gagal panen cabe cenderung akibat lahan sering ditanami cabe berkali-kali, sehingga risiko gagal panen sangat tinggi.

“Sangat bagus bila lahan tanam cabe merupakan lahan baru hingga mampu menghasilkan panen optimal,” jelasnya. Seharusnya harga beli cabe merah keriting mencapai Rp 8 ribu per kilogram sudah sangat bagus. Mengalami peningkatan dari sebelumnya.

Lalu kenapa petani masih gagal, ujar Suron, karena hasil panen per pohon cabe tak mampu sampai satu kilogram lebih, saat petik. Hal ini terjadi akibat OPT di luar musim sangat tinggi, seperti adanya lalat buah, patek, penyulut pucuk kuning, yang mengganggu produktivitas.

Idealnya, dengan harga cabe Rp 8 ribu per kg petani akan untung, bila dalam satu pohon bisa memanen 1-2 kilogram, sementara satu hektar berisi pohon cabe sampai 14 ribu pohon. Atau dalam satu hektar petani bisa memanen cabe merah keriting 14 ton. (swi/yul)  



Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous