Kapal Karam, 13 ABK Masih Hilang Bertahan Hidup Dengan Selembar Busa
HARSEM/SMNetwork/Saiful Annas Petugas Syahbandar Rembang Eko Teguh Siswanto (berseragam) meyakinkan Barok (kiri) agar mau dikirim ke rumah sakit untuk perawatan. |
REMBANG-Duduk bersandar di dinding ruang tamu rumah orang tuanya, Hakim Mubarok (20), terus memegangi perutnya. Tubuh warga RT 11 RW 04 Desa Bajingjowo, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang itu terlihat masih lemah.
Kulit tangan dan kakinya terlihat mengering seperti bersisik. Bekas jeratan tali di tangan dan perutnya masih terlihat jelas. Garis-garis itu lah saksi kerasnya perjuangan Mubarok untuk bertahan hidup di tengah ganasnya ombak musim baratan setelah kapalnya karam, Rabu (9/1).
“Saya sudah sehat kok mas. Dada saya tidak apa-apa. Memang bagian perut yang masih sakit karena bekas jeratan tali,” ujar Barok, panggilan akrab Hakim Mubarok sambil memegangi bagian perutnya, Rabu (16/1).
Barok adalah satu dari dua anak buah kapal (ABK) Sumber Rejeki Putra yang karam di perairan Pulau Bawean, Jawa Timur. Satu korban selamat lainnya adalah Rasmu (38), warga RT 3 RW 1 Desa Sendangmulyo, Kecamatan Sarang. Hingga kini 13 orang ABK Sumber Rejeki lainnya belum jelas nasibnya.
Dengan suara terbata-bata, Barok menceritakan bagaimana ia bisa bertahan hidup di lautan. Saat kapal diketahui karam, semua ABK yang berjumlah 15 orang berkumpul di bagian kapal yang belum tenggelam.
Kepanikan mulai muncul saat lautan perlahan menelan seluruh badan kapal. Semua ABK sibuk mencari keselamatan diri sendiri. Tak terkecuali Mubarok yang langsung melompat ke laut sembari menggapai selembar busa.
Bersama Rasmu yang masih kerabatnya, gabus wadah ikan itu kemudian ditalikan di bagian perutnya agar bisa tetap terapung. “Selama tiga hari kami terapung di lautan berdoa agar ada kapal lewat,” jelasnya.
Harapan muncul di hari ketiga. Lamat-lamat Mubarok melihat ada kapal nelayan di jarak sekitar tujuh mil. Dengan sisa tenaga ia dan Rasmu berenang menuju kapal itu. Mereka mulai berenang sekitar pukul 14.00 dan baru sampai di dekat kapak itu pukul 21.00.
”Kami langsung diselamatkan kapal nelayan milik warga Blimbing Lamongan,” tuturnya menutup cerita karena sudah tak kuat lagi berbicara. Dari wajahnya Barok terlihat masih syok. Kondisi Rasmu lebih memprihatinkan. Ia kini hanya bisa berbaring di kamar rumahnya.
Karena kondisinya masih lemah Petugas Syahbandar Rembang yang menjenguk Barok dan Rasmu menawari mereka berobat ke rumah sakit. Awalnya mereka menolak. Namun setelah Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Rembang Nur Wakhid meyakinkan persoalan biaya, mereka pun menurut saat dijemput Ambulans.
Petugas Syahbandar Rembang Eko Teguh Siswanto mengatakan, nelayan korban kapal tenggelam berhak atas asuransi. Pihaknya akan menguruskan hak itu ke Pelabuhan Juwana, karena kapal korban berangkat dari pelabuhan itu.
”Terkait korban lainnya, kami sudah membuat pengumuman lewat pesawat radio laut. Kami meminta kapal yang berada di sekitar lokasi bisa ikut menolong jika melihat ada nelayan tenggelam,” jelasnya. (Saiful Annas/SMNetwork/njs)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.