Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Kirab Seribu Tumpeng dan Ingkung Bebek Meriah

HARSEM/SMNetwork/Raditia Yoni Ariya

Barisan kaum wanita mengarak tumpeng dan ingkung bebek, dalam grebeg budaya religi, di Desa Sukomarto, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, Minggu (27/1).  Ribuan orang berebut gunungan berisi hasil bumi.


TEMANGGUNG-Mendung menggelayut di atas langit, Dusun Bentisan, Desa Sukomarto, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, saat ribuan orang mengarak tiga gunungan besar berisi hasil bumi, tumpeng, berikut ingkung bebek. Orang-orang itu hendak melakukan grebeg budaya religi dari permukiman menuju makam sesepuh desa, Sayid Abdurrahman, Minggu (27/1).

Kendati cuaca tak begitu mendukung, namun semangat warga Desa Sukomarto, tak lantas surut. Diiringi bunyi khas ritmik alunan nada gending Jawa, ribuan pasang kaki pria wanita, anak-anak hingga manula berbaris teratur mengular memadati sepanjang jalan desa.

Penuh suka cita, orang-orang berpakaian tradisional dan baju muslim ini menyunggi berbagai uba rampe. Dua kostum berbeda itu menggambarkan perpaduan tradisi Jawa dan Islam. Pesona, akulturasi nampak semakin harmonis, tatkala barisan panjang itu melewati hamparan luas hijau tanaman padi.

Setelah menempuh perjalanan sepanjang satu kilometer, seribu tumpeng dan ingkung bebek  diletakkan pada sebuah bangsal sekitar kompleks makam Sayid Abdurrahman. Di tempat ini pula dilakukan upacara tabur bunga. Tiga gunungan besar berisi hasil bumi dan replika bebek diletakan di halaman depan makam.

Ribuan orang kemudian memanjatkan doa bersama secara Islami dipimpin, seorang ulama bernama Habib Muhammad. Selanjutnya, Kepala Desa Sukomarto, Miftahudin, memercikan air yang diambilnya dari sumur peninggalan sang leluhur, dan menyebar bunga beserta uang koin ke arah khalayak.

Upacara ditutup dengan perebutan isi gunungan oleh masyarakat. Konon berbagai hasil bumi itu baik untuk benih pertanian, karena berasal dari bibit unggul. Puncak acara, ribuan orang melakukan ritual kembul bujana (makan bersama), dengan sajian ingkung bebek dan nasi tumpeng yang sebelumnya telah diarak warga.

"Acara ini merupakan bagian dari sedekah warga, bertepatan dengan khaul Sayid Abdurrahman serta Maulud Nabi Muhammad SAW. Terkait seribu ingkung bebek, karena dulunya merupakan hewan klangenan Sayid semasa hidup. Bebek sendiri sampai sekarang tetap lestari dan menjadi ikon desa kami yang mayoritas warganya memelihara bebek," kata Miftahudin.

Kepala Disparpora, Kabupaten Temanggung, Bekti Prijono, menyambut baik pelaksanaan kegiatan nguri-uri budaya ini. Pemerintah berharap kirab religi Sukomarto bisa terus dilaksanakan setiap tahun, untuk menunjang kepariwisataan di Temanggung.
(Raditia Yoni Ariya/SMNetwork/njs)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous