Lapak Jalur Lingkar Dibongkar

Beberapa lapak di jalur lingkar yang belum dibongkar segera dirobohkan oleh Tim Yustisi
HARSEM/SUKMAWIJAYA

DEMAK- Ratusan kios lapak yang berderet sepanjang 7 kilometer di jalur lingkar Demak, kemarin digusur. Tak ada perlawanan yang berarti saat eksekusi.

Beberapa pedagang hanya bisa menangis, melihat bangunan kayumya dirobohkan, dari kejauhan. Sekitar pukul 09.00, Tim Yustisi gabungan dari Satpol PP, Polres Demak, Kejaksaan, Kodim 0716/Demak, Pengadilan Negeri, UPJ PLN, Dinperindagkop, Kantor Lingkungan Hidup, Bagian Hukum Setda, Kesbangpolinmas, Dinhubkominfo,  dan Humas Setda, sudah menempati posisi di intersection jalur lingkar seberang gedung SMPN 1 Demak.

Mereke tanpa dikomando, segera membongkar beberapa kios lapak yang masih berdiri, sebagian membawa tongkat pengait langsung menarik atap kios hingga roboh. Sejumlah anggota Satpol PP bersemangat, merobohkan kios lapak yang sudah dikosongan oleh pedagang.

Kasi Penegakan Perda Satpol PP Petrus Suharto sempat menghalau seseorang yang berdiri di sekitar kios lapak, untuk menghindarkan bila tertimpa bangunan atap dari seng. “Terpaksa Tim harus membongkar paksa kios lapak,” ungkapnya.

Secara pribadi Petrus cenderung setuju bila pedagang membongkar kios lapaknya sendiri, ketimbang Tim Yustisi yang melakukannya. Sehingga tak terkesan, Tim Yustisi kejam merobohkan atau menggusur bangunan kios di pinggir jalan.

Dalam pembongkaran, tim tidak menggunakan alat berat semacam bego, hanya berbekal tongkat pengait dan beberapa tali. Bila ada bangunan warung yang sulit dirobohkan, petugas segera mengikatkan tali tambang ke tiang-tiang penyangga warung, seterusnya ditarik dengan truk hingga kios berhamburan ambruk.    

Tegakkan Perda

Menurut Kepala Satpol PP Puguh Ariyadi, pembongkaran sudah merupakan aturan yang harus dilaksanakan untuk  menegakkan tiga Perda, yaitu Perda Nomor 17 tahun 1991 tentang ketertiban kebersihan dan keindahan, Perda Nomor 1 tahun 2000 tentang larangan minuman keras (Miras), dan Perda Nomor 10 tahun 2001 tentang larangan pelacuran.

Sebelumnya sudah disampaikan tiga kali sosialisasi rencana pembersihan kios lapak di jalur lingkar oleh pemerintah. Sempat terjadi dialog antar pedagang yang dikawal oleh LSM dengan pemerintah. Namun pembongkaran sudah menjadi keputusan akhir.

“Sebelumnya kami sudah memberitahukan hari ini (Kamis, 3/1) merupakan saat pembongkaran, sehingga sebagian pedagang sudah membongkar sendiri kiosnya,” kata Puguh. Terpisah, tukang tambal ban, Pariman (52), mengaku tak tahu menahu bila hari Kamis merupakan saat penggusuran. Dirinya sempat kebingungan akan mencari lahan untuk kiosnya. “Kios saya hanya tambal ban, seharusnya ada dispensasi agar tidak dibongkar,” harapnya.

Diakuinya banyak truk-truk mampir menambal ban atau sekedar istirahat di seputar kiosnya. Hingga bisnis tambal bannya ramai, karena lokasi jalur lingkar banyak berdiri kios minuman dan makanan. Sehingga para sopir truk bisa memilih harus parkir dimana.

Sementara, pembongkaran kios lapak terus berjalan sampai siang hari. Sebanyak 135 kios lapak yang berdiri di sebelah kanan-kiri jalur lingkar Demak sudah dirobohkan semua, kendati sebelumnya ada 35 kios yang belum dibongkar, segera dirobohkan secara paksa oleh petugas.

Dari kejauhan sejumlah pedagang hanya mengawasi proses pembongkaran.

“Bingung, saya besok jualan dimana lagi, bila tidak ada lokasi jualan ya nanti saya tetap nekat buka kios lagi di sini,” ucap pedagang lapak Darsih warga Desa Wonosalam. (swi/tab)       

Newer Post Older Post